Pacitanku.com, YOGYAKARTA – Provinsi Jambi menorehkan prestasi gemilang dengan dinobatkan sebagai juara umum Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Angkat Besi Senior 2025.
Ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) ini berlangsung meriah di Gedung Olahraga (GOR) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pada 13 hingga 18 Mei 2025.
Jambi berhasil mengungguli para pesaingnya setelah mengoleksi total tujuh medali emas dari persaingan yang ketat. Rinciannya, empat medali emas disumbangkan oleh lifter putri, sementara tiga emas lainnya datang dari sektor putra.
Posisi kedua klasemen perolehan medali ditempati oleh Jawa Barat dengan raihan enam emas, tiga perak, dan tiga perunggu. Tak kalah impresif, Jawa Tengah menduduki peringkat ketiga dengan perolehan enam emas dan tiga perak.
Kejurnas ini diikuti oleh 84 atlet terbaik dari 25 provinsi di seluruh Indonesia, termasuk kontingen dari Papua Tengah. Selain atlet, ajang ini juga melibatkan 26 pelatih dan 65 pendukung dari Pengurus Provinsi PABSI se-Indonesia.
Di samping persaingan tim, Kejurnas Angkat Besi Senior 2025 juga melahirkan lifter-lifter terbaik. Predikat lifter putra terbaik (The Best Lifter Men) disematkan kepada Ricko Saputra dari Papua, yang tampil dominan dengan memborong tiga medali emas di kelas 60 kilogram.
Sementara itu, lifter putri terbaik (The Best Lifter Women) diraih oleh lifter asal Pacitan, Jawa Timur, Luluk Diana Tri Wijayana.
Luluk Diana Tri Wijayana menunjukkan performa luar biasa di kelas 48 kilogram. Luluk sukses meraih tiga medali emas dan mencatatkan total angkatan 170 kg, sekaligus memastikan dirinya sebagai yang terbaik di kategori putri. Usai pertandingan, Luluk mengungkapkan rasa syukur atas pencapaiannya.
“Alhamdulillah, saya senang dan bersyukur bisa memberikan hasil terbaik,” ujar Luluk, saat dikonfirmasi Pacitanku.com usai kejuaraan tersebut.
Luluk menyebut medali emas dan gelar lifter terbaik ini adalah buah dari latihan rutin yang intensif serta dukungan penuh dari pelatih dan timnya.
Meski mengaku merasakan kelelahan fisik di tengah kompetisi, Luluk tetap menjaga fokus dan disiplin dalam menjalani program latihan, menjaga pola hidup sehat, demi performa optimal.
Menatap masa depan, Luluk optimistis dan bertekad untuk terus meningkatkan kemampuannya, terutama karena ini merupakan kelas baru baginya.
“Karena ini kelas baru, jadi saya harus lebih kerja keras lagi,” jelasnya. Ia menargetkan untuk terus berkembang dan memperbaiki setiap kekurangan yang ada.
Prestasi individu Luluk turut melengkapi torehan Jawa Timur yang secara total membawa pulang 7 medali (3 emas, 2 perak, 2 perunggu) dari Kejurnas ini.
Kejurnas Angkat Besi Senior 2025 ini juga memiliki catatan penting dalam sejarah angkat besi Indonesia. Ajang ini menjadi yang pertama menerapkan kategori berat badan baru sesuai ketentuan International Weightlifting Federation (IWF).
Meskipun regulasi IWF baru akan berlaku resmi per 1 Juni 2025, PB PABSI memilih untuk memberlakukannya lebih awal guna mempercepat proses adaptasi bagi para lifter dan pelatih di tanah air, sekaligus mendorong percepatan pembinaan prestasi.
Kategori baru yang diperlombakan antara lain kelas 60kg, 65kg, 71kg, 79kg, 88kg, 98kg, 110kg, dan +110kg untuk putra senior/junior, serta 48kg, 53kg, 58kg, 63kg, 69kg, 77kg, 86kg, dan +86kg untuk putri.
PB PABSI berkomitmen untuk terus menyosialisasikan perubahan kategori ini kepada seluruh pengurus dan pelatih di daerah. Dari total 24 provinsi yang berpartisipasi aktif di Kejurnas kali ini, sebanyak 17 provinsi tercatat berhasil meraih medali.