Pacitanku.com, PACITAN — Seorang nelayan berusia 26 tahun, Indra Erdin Hardianto, ditemukan meninggal dunia di atas perahu “Dua Putera” pada Minggu (20/10) pagi di Tanjung Ngambur perairan Teluk Pacitan.
Diduga kuat, penyebab kematiannya adalah keracunan gas buang dari genset yang dinyalakan sepanjang malam tanpa sirkulasi udara yang memadai.
Kejadian tragis ini terungkap ketika dua nelayan lain, Sogimin dan Cimot, menemukan Indra dan rekannya, Sugito (53), tak sadarkan diri di tengah laut sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka curiga karena perahu yang kedua korban gunakan tak kunjung kembali.
Indra belakangan diketahui sudah meninggal di lokasi, sementara Sugito, yang merupakan nahkoda perahu, hingga saat ini (21/10) sedang dirawat di RSUD dr. Darsono Pacitan dalam kondisi kritis.
“Saya coba kontak(hubungi) lewat sambungan HP, tapi tak ada respon” kata Sogimin.
Letda Laut (P) Agung Utomo dari Danposmat TNI AL Tamperan menjelaskan bahwa genset di atas perahu diduga tertutup terpal saat hujan, menyebabkan gas beracun terperangkap.
“Hasil visum menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan. Dugaan kuat memang korban meninggal murni akibat keracunan gas genset,” imbuhnya.
Perahu “Dua Putera” diketahui berangkat dari Pelabuhan Perikanan Tamperan Pacitan pada Sabtu sore dengan tujuan mencari benih lobster. Insiden ini menjadi peringatan serius bagi di cuaca buruk.
Pihak kepolisian dan Polairud Pacitan sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan berkoordinasi dengan rumah sakit serta pihak terkait. Keluarga korban sudah menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak meminta autopsi lebih lanjut.
Insiden ini menjadi pengingat bagi seluruh nelayan di wilayah Teluk Pacitan untuk lebih waspada terhadap keselamatan kerja dan penggunaan alat yang tepat saat beroperasi di laut. Situasi di sekitar Teluk Pacitan saat ini dilaporkan aman dan terkendali.