Pacitanku.com, PACITAN – Lomba MC berbahasa Jawa yang disebut “Adon Kawasisan Panata Adicara Temanten Jawa” telah menjadi agenda rutin tahunan di Kabupaten Pacitan.
Pada tahun ini, acara tahun ke-3 sukses digelar kembali. Acara yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pacitan dan Karang Taruna Kabupaten Pacitan ini melewati babak penyisihan yang digelar pada Rabu (25/8/2024).
Kemudian setelah terpilih 15 finalis dilanjutkan di babak final pada Sabtu (28/8/2024).
Dewan juri babak final sama seperti babak penyisihan, yaitu tokoh-tokoh dari Paguyuban Sekar Krida Utama (SKU) Pacitan yang diketuai oleh Bambang Pidera.
Acara ini diharapkan terus berlanjut sebagai wadah pembinaan generasi muda dalam melestarikan budaya Jawa, khususnya seni menjadi MC berbahasa Jawa yang khas dan penuh makna.
Setelah bersaing cukup ketat, panitia akhirnya menetapkan juara dari beberapa kecamatan, yaitu Juara 1 dari Kecamatan Sudimoro, Juara 2 dari Kecamatan Tegalombo, Juara 3 dari Kecamatan Donorojo, Harapan 1 sekaligus Juara Favorit dari Kecamatan Ngadirojo dan Juara Harapan 2 dari Kecamatan Bandar.
Ketua Karang Taruna Pacitan Mulyadi mengungkapkan bahwa acara ini bertujuan untuk mendorong semangat generasi muda dalam mempelajari MC berbahasa Jawa.
“Harapannya, kemampuan ini dapat diaplikasikan langsung di masyarakat,” ujarnya.
Pria yang juga Wakil Ketua III STKIP PGRI Pacitan ini juga berharap kegiatan ini dapat diadopsi oleh pemerintah kecamatan, desa, maupun lembaga pendidikan.
Senada dengan Mulyadi, Ketua DPD KNPI Pacitan Bagus Surya Pratikna saat memberikan sambutan juga mendorong semangat generasi muda dalam mempelajari MC Jawa itu perlu dan penting agar budaya kita,Budaya Jawa bisa lestari.
Ketua Pelaksana lomba, Tian menambahkan bahwa ia berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh di tingkat kecamatan dan menjadi ajang bergengsi di Kabupaten Pacitan.
“Harapan utama kami adalah memunculkan generasi yang menjaga tradisi Jawa sebagai warisan leluhur bangsa,”kata Tian.
Tian juga menyampaikan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan lomba, khususnya pada babak penyisihan yang terkendala jumlah peserta.
“Awalnya pendaftar sedikit karena kendala rekomendasi desa. Akhirnya, kami sepakat tidak menggunakan rekomendasi desa dan memperpanjang pendaftaran selama 4 hari,”pungkas Tian.