Ketua DPRD Apresiasi Aksi Solidaritas Ratusan Seniman Reyog di Pacitan

oleh -0 Dilihat
Puluhan Paguyuban Reyog Ponorogo Gelar Aksi Solidaritas di Halaman Pendopo Pacitan. (Foto: Dok. Prokopim Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pacitan Ronny Wahyono mengapresiasi kegiata atraksi ratusan seniman yang tergabung dalam Paguyuban Reyog Kabupaten Pacitan pada Rabu (13/4/2022) malam.

“Saya sampaikan apresiasi kepada Dewan Kesenian Daerah dan juga kepada Paguyuban Reog Pacitan serta para pencinta seni reyog yang telah melaksanakan aksi solidaritas di halaman pendopo Kabupaten Pacitan,”kata Ronny Wahyono saat dihubungi Pacitanku.com, Kamis (14/4/2022).

Lebih lanjut, politisi Partai Demokrat ini mengibaratkan pertunjukan semalam sebagai simbol persatuan Indonesia.

Ketua DPRD Pacitan Ronny Wahyono. (Foto: Sulthan Shalahuddin/Pacitanku.com)

“Hal ini merupakan salah satu perwujudan sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia, dimana masyarakat Indonesia bergotong royong dan bersatu padu dalam menghadapi sebuah polemik atau permasalahan.  Saling mendukung dan memberikan semangat kepada masyarakat lainnya,”jelasnya.

Secara khusus, dia juga bersyukur masyarakat Pacitan banyak yang peduli dan memiliki kecintaan terhadap kebudayaan dalam negeri.

“Alhamdulillah hal ini telah ditunjukkan oleh masyarakat Pacitan.  Apabila semangat ini terus kita jaga dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan di Pacitan, maka Insya Allah harapan masyarakat Pacitan yang sejahtera dan bahagia bisa kita wujudkan bersama,”paparnya.

Beberapa waktu belakangan, memang polemik seputar kesenian asli Ponorogo itu mencuat. Salah satunya adalah kabar yang beredar dimana Malaysia akan mengklaim dan mengajukan Reog ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai warisan budaya mereka.

Padahal, Reyog Ponorogo oleh Bupati Ponorogo sudah diajukan ke Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada 31 Maret lalu untuk diajukan ke UNESCO.

Dokumen dan naskah akademik untuk persyaratan awal yang diajukan ke Direktorat Perlindungan Kebudayaan Kemendikbud Ristek sudah lengkap.

Terdapat empat nominasi tunggal untuk kesenian dan kebudayaan yang akan diajukan oleh Pemerintah ke UNESCO, Yakni Reyog, Tempe, Jamu, dan Tenun.

Namun secara mengejutkan pada 4 April lalu, Kementerian yang dipimpin oleh Nadiem Makarim tersebut lebih memilih jamu untuk diajukan terlebih dahulu.

Jika nantinya akan ada kajian ulang oleh Pemerintah Pusat untuk memilih Reyog, batasan waktu akan diberikan sampai 13 atau 14 April untuk dilakukan asistensi.

Kesenian Reyog sendiri dinilai lebih memiliki urgensi untuk segera diajukan ke UNESCO, mengingat nilai seni dan budayanya yang sangat tinggi.