Kisah Manis Pasar Johar Semarang yang Berakhir di Tahun 2015

oleh -3 Dilihat
Pasar Johar Kebakaran hebat. (Foto: Jowonews)
Pasar Johar Kebakaran hebat. (Foto: Jowonews)
Pasar Johar Kebakaran hebat. (Foto: Jowonews)
Pasar Johar Kebakaran hebat. (Foto: Jowonews)

Pacitanku.com, SEMARANG – Saat Semarang sedang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) kota Semarang ke 468, peristiwa menyedihkan harus dialami keluarga besar kota Semarang. Adalah kebakaran hebat terjadi di Pasar Induk Johar, di Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, sabtu malam (9/5) sekitar pukul 20.15 WIB.

Sontak, kebakaran yang menyebabkan pasar yang pernah mendapat predikat pasar termegah se-Asia Tenggara ini membuat cerita manis perjalanan pasar Johar berakhir pada bulan Mei tahun 2015.

Sebagaimana Portal Pacitanku lansir dari Jowonews, keberadaan pasar Johar ini bermula sejak abad ke 19, tepatnya pada tahun 1860. Pada tahun ini, terdapat pasar yang menempati bagian timur alun-alun dan dipagari  pohon Johar yang berjejeran. Karena nama pohon Johar inilah lahir nama Pasar Johar.

Lokasi pertama pasar ini ada di sebelah barat pasar Semarang yang disebut sebagai Pasar Pedamaran, dan berdekatan pula dengan penjara sehingga menjadi tempat menanti orang yang menengok kerabat.

Seiring berkembangnya zaman, Pasar Johar menjadi semakin ramai dan membutuhkan perluasan, yang pada akhirnya diadakan perluasan Pasar Johar dengan menebang pohon johar dan membangun area baru. Pada tahun 1931, gedung penjara tua yang terletak didekat pasar Johar dibongkar sehubungan dengan rencana pemerintah kota untuk mendirikan Pasar Central modern.

Rencana dari pemerintah kala itu adalah mempersatukan fungsi lima pasar yang telah ada, yaitu pasar johar, pasar pedamaran, pasar beteng, pasar jurnatan dan pasar pekojan. Adapun tapak pasar yang akan direncanakan melihat tapak pasar pedamaran, pasar johar, ditambah tapak rumah penjara, beberapa toko, sebagian halaman Kanjengan dan sebagian alun-alun.

Pasar Johar merupakan bangunan dua lantai hanya pada bagian tepi, sedangkan bagian tengah berupa void. Sisi melintang bangunan terdiri dari enam buah trafe, dan sisi membujur memiliki empat buah trafe.

Kemudian, atap berupa atap datar terbuat dari beton. Pada bagian tertentu dari atap, diadakan peninggian sebagai lubang udara. Bangunan ini memenuhi tapak yang tersedia, sehingga tidak terdapat halaman ataupun ruang terbuka. Hal ini sesuai dengan prinsip Thomas Karsten yaitu efisien ruang.

Kelanjutan sejarah manis Pasar Johar dilanjutkan pada tahun 1933, yang usulan rancangan pertama dibuat oleh arsitek Belanda, Thomas Karsten. Pasar Johar pada masa ini terdiri dari pasar Johar Utara, Pasar Johar Tengah, dan Pasar Johar Selatan. Merupakan bangunan dua lantai pada bagian tepinya dan memiliki ciri arsitektur yang khas berupa Kolom Cendawan dan Lantern yang merupakan salah satu bentuk perencanaan Karsten yang sangat adaptif terhadap faktor lokal, khususnya iklim.

Thomas Karsten sendiri adalah seorang arsitek kenamaan yang memiliki karakter selalu mengadaptasi faktor lingkungan dan kultur masyarakat lokal dengan sangat cermat dalam setiap rancangan arsitekturnya.

Sebagai karya arsitektur, Pasar Johar merupakan warisan budaya yang memiliki nilai penting bagi sejarah ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada masa ini, Pasar Johar pernah tersohor sebagai pasar yang terbesar dan tercantik di asia tenggara. Sekitar 33 tahun kemudian, juga pernah diadakan perubahan berupa penempelan dinding tambahan pada sekeliling pasar. 

Pasar Johar dikenal karena barang dagangannya yang lengkap dan murah. Sehingga pasar ini seringkali menjadi rujukan belanja masyarakat Semarang dan luar daerah. Tak jarang bahkan masyarakat luar negeri ikut berbelanja di pasar yang letaknya tak begitu jauh dengan tugu nol kilometer Kota Semarang ini.

Hingga saat ini sebelum terjadinya kebakaran hebat pada Sabtu (9/5/2015) pukul 20.15 WIB, pasar seluas 16000 m2 ini merupakan salah satu cagar budaya Jawa Tengah. Bersama dengan Masjid Kauman, selain sebagai pusat ekonomi masyarakat kota Semarang, Pasar Johar adalah cagar budaya masyarakat Semarang.

Hingga pada akhirnya peristiwa menyedihkan terbakarnya pasar Johar tersebut mengakhiri cerita manis Pasar Johar, yang selalu di hati masyarakat Semarang. (RAPP002)