Pacitanku.com, PACITAN – Suasana sempat tegang di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Pacitan pada Jumat (25/4/2025) siang, menyusul insiden yang melibatkan klaim sebagai anggota jaringan teroris dan penemuan senjata api rakitan.
Namun, Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, dengan tegas memastikan bahwa situasi di Pacitan tetap aman dan kondusif.
Kapolres juga membantah keras kabar yang beredar di media sosial dan grup WhatsApp mengenai adanya aksi terorisme atau ancaman bom di wilayahnya.
“Kami pastikan Pacitan aman. Masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa, jangan takut. Apa yang terjadi kemarin bukanlah aksi terorisme,”tegas AKBP Ayub di ruang kerjanya, Sabtu (26/4/2025), menepis kekhawatiran publik.
Kronologi lengkap kejadian
Kapolres kemudian membeberkan kronologi kejadian yang memicu ketegangan tersebut. Semuanya bermula dari insiden kecelakaan lalu lintas antara sebuah truk dan minibus di sekitar Jembatan Penceng pada Jumat siang.
Beruntung, tidak ada korban luka parah dalam peristiwa itu. Namun, saat pemeriksaan, petugas menemukan fakta mengejutkan: truk tersebut mengangkut bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis solar secara ilegal.
“Akibat temuan ini, kedua kendaraan beserta sopirnya kami amankan ke Mapolres untuk diproses hukum lebih lanjut,” jelas Kapolres.
Proses pembuatan berita acara kecelakaan di ruang Satuan Lalu Lintas (Satlantas) awalnya berjalan normal.
Namun, sekitar pukul 12.30 WIB, suasana berubah ketika empat orang pria tak dikenal datang. Mereka mengaku sebagai rekan sopir truk pengangkut solar ilegal tersebut.
Keempat orang itu, lanjut AKBP Ayub, berusaha bernegosiasi agar sopir truk dan kendaraannya dilepaskan untuk melanjutkan perjalanan.
Namun, petugas Satlantas menolak karena kasus ini telah berkembang menjadi dugaan tindak pidana penyelundupan BBM ilegal, bukan sekadar kecelakaan biasa.
Penolakan inilah yang memicu eskalasi. Salah satu dari empat pria tersebut bertindak arogan.
“Dia secara mengejutkan mengaku sebagai anggota jaringan teroris dan bahkan melontarkan ancaman akan membunuh anggota polisi serta Brimob jika mendapat perintah,”ungkap Kapolres.
Situasi di ruang Satlantas seketika menjadi tegang.
Ketegangan semakin memuncak setelah koordinasi cepat dengan Densus 88 Anti Teror mengungkap fakta bahwa dua dari empat orang tersebut merupakan mantan narapidana terorisme (eks napiter) dan anggota jaringan teroris yang masih aktif.
Menyikapi situasi genting ini, personel Mapolres Pacitan segera merapat ke ruang Satlantas. Tindakan sigap petugas berhasil mencegah potensi kekacauan lebih lanjut.
Saat dilakukan penggeledahan, ditemukan sepucuk pistol rakitan di dalam tas yang dibawa salah satu dari empat pria tersebut.
Sebagai langkah antisipasi dan demi keamanan, polisi sempat menutup sementara ruas Jalan Ahmad Yani di depan Mapolres.
Penutupan dilakukan karena keempat pria tersebut memarkir dua unit minibus yang mereka kendarai di area depan dan samping Mapolres, menimbulkan kekhawatiran adanya barang berbahaya seperti bom.
“Untuk memastikan tidak ada ancaman lain, kami mendatangkan tim Gegana dari Satuan Brimob Detasemen C Madiun, termasuk unit penjinak bom (Jibom),” terang AKBP Ayub.
Beruntung, setelah penyisiran cermat pada kedua minibus, tidak ditemukan bahan peledak atau benda berbahaya lainnya.
Baca juga: Eks Napiter dan Rekannya Ditangkap Usai Ancam Polisi, Kasus Dilimpahkan ke Polda Jatim
Kapolres memastikan keempat orang tersebut kini telah diamankan dan dibawa ke Polda Jawa Timur untuk pemeriksaan lebih intensif.
“Meskipun tindakan antisipasi keamanan tetap kami lakukan, saya ingin menegaskan kembali kepada seluruh masyarakat, Pacitan dalam kondisi aman dan terkendali,”pungkasnya.