Inspirasi UMKM Gula Aren Temon Arjosari, Produk Asli Pacitan yang Sukses Berdayakan Masyarakat

oleh -38 Dilihat
PRODUKSI. Produksi gula aren Temon Arjosari di Desa Temon, Arjosari, Pacitan. (Foto: Dok. Pacitanku.com)

Pacitanku.com, ARJOSARI – Dibalik cerita sukses sebuah perjuangan, tentu ada perjalanan tak kenal lelah dari pelaku perjuangan tersebut.

Hal itulah yang dialami I Gusti Ayu Ngurah Megawati, owner UMKM Gula Aren Temon yang memiliki rumah produksi di Jalan Pacitan-Nawangan Kilometer 13, Dusun Tenggar, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan.

Perempuan yang akrab disapa Mega ini menceritakan dirinya awal berjuang membesarkan UMKM gula aren temon tersebut.

“Saya sudah mulai usaha di bulan Mei 2020 bersama suami saya Heri Suryanto, awalnya kami itu sebelumnya adalah mantan perantau dari 2013 ke Kalimantan, kemudian pulang diawal  tahun 2020, kemudian kita itu mau balik ke Kalimantan itu susah karena pertengahan pandemi, semuanya serba sulit dan tiket juga mahal,”kata Mega, saat berbincang dengan Pacitanku.com, baru-baru ini.

Mega owner UMKM Gula Aren Temon Arjosari. (Foto: Dok. Pacitanku)

Akhirnya, Mega bersama suaminya, Heri memutar otak bagaimana caranya untuk mempertahankan hidup di Pacitan. Mega pun punya ide untuk menggali potensi di Desa Temon, Kecamatan Arjosari.

“Jadi satu dusun itu banyak sekali potensi yaitu pohon aren yang sebelumnya oleh petani memproduksi gula aren secara tradisional dalam bentuk kepingan, dan dijual di pasar serta dibeli oleh Tengkulak,”ujar dia.

Kemudian, Mega melakukan inovasi dari potensi yang ada tersebut  dirinya  membuat gula aren semut. Awalnya, Mega melakukan ujicoba secara otodidak belajar dari media sosial Youtube.

“Kemudian kita beli dari gula aren kepingan dari petani, kemudiankita trial 1 sampai 5 kali, akhirnya membuat produk gula aren semut yang sesuai dipasarkan ke konsumen, kita kemas secara bagus, nah ternyata respon dari masyarakat baik secara offline maupun online cukup baik,”jelasnya.

Keunggulan produk gula aren sendiri, kata Mega, adalah proses produksi lebih alami dibanding gula tebu atau kelapa.

“Memang dari harga dibanding gula tebu atau gula kelapa agak tinggi, tapi secara manfaat Kesehatan, menurut yang kami baca di internet lebih sehat, karena salah satunya produksi kita lebih alami, namun tentunya hal ini yang bisa menyampaikan secara detil adalah pakar Kesehatan,”jelas Mega.

Berdayakan petani dan penderes Gula Aren

AMBIL AIR NIRA. Penderes gula aren saat mengambil air nira sumber gula aren. (Foto: Dok. Pacitanku)

Mega bersama suaminya pun kemudian mengajak para petani gula aren untuk terus bersinergi dalam mengembangkan salah satu produk varian dari gula aren tersebut dalam bentuk gula aren semut.

“Untuk meyakinkan para petani ini, kita mempunya satu formula bersama suami, jadi kita sering komunikasi, kita memberikan sebuah masukan ke petani supaya pohon aren ini juga tidak langka, ada terus, terus bisa menjadi tambahan dari petani juga, akhirnya kita adakan kayak rapat atau kumpulan, sering komunikasi, arahan, pencerahan, dengan kualitas sangat bagus kenapa enggak kita majukan bersama-sama, agar out of the box,”jelasnya.

Saat ini, Mega mengatakan sudah ada 140 orang yang berprofesi sebagai petani dan penderes gula aren yang bersinergi dengan dirinya mengembangkan UMKM gula aren semut tersebut.

“Awalnya, untuk kelompok tani ini yang terekrut 20 orang, kemudian di desa itu kan dari mulut ke mulut, ada beberapa petani yang mendapatkan perhatian pemerintah, salah satunya dinas kehutanan pacitan, dapat bantuan alat masak seperti tungku wajan dan sebagainya, sehingga di database kami ada 70 petani dan penders, karena mayoritas itu mereka satu keluarga, total sekitar 140 orang petani dan penderes,”paparnya.

Agar kualitas produk yang dihasilkan para petani gula aren semakin baik, Mega kemudian membuat kelompok tani gula aren dan membuat Standart Operational Procedure (SOP).

Daftar Kelompok Tani Gula Aren Temon Arjosari. (Foto: Dok. Pacitanku)

“Awalnya dari kualitas per petani ini berbeda, merek punya cara sendiri-sendiri, tapi setelah kita buat kelompok kita kan harus mempunyai SOP untuk kualitas, akhir 2020 kita kumpulkan dengan difasilitasi diperindag, untuk menyatukan 1 mindset cara pembuatan gula aren yang bagus dan sesuai kualitas,”jelasnya.

Jika ada satu petani yang memiliki kualitas bagus, Mega mengatakan pihaknya menjadikan narasumber dan contoh oleh petani lainnya.

“Alhamdulillah mindset seperti itu diterima oleh beberapa anggota dan alhamdulilah sampai sekarang untuk pembuatan gula arennya sudah satu konsep, jadi kualitasnya hampir sama dan bisa dibuat ke inovasi selanjutnya yaitu gula aren semut,”paparnya.

Sangat terbantu dengan jasa ekspedisi JNE

Flyer promosi JNE untuk UMKM Gula Aren Temon Arjosari. (Foto: Dok. JNE)

Sejak awal membuka usaha UMKM gula aren semut Temon tersebut, Mega mengungkapkan produk yang terjual sudah ribuan, baik secara offline maupun online.

“Kalau di hitung dari bulan mei 2020 sampai desember 2021 sudah ribuan, Namanya penjualan ada naik turun, kemarin ada wisata tutup kita mengalami penurunan secara drastis, tapi kita memutar otak, ibaratnya link marketnya beda tidak hanya di tempat wisata tapi kita nembak ke link market yang lain,”paparnya.

Mega mengatakan dalam memasarkan produk gula aren temon tersebut sangat terbantu jasa ekspedisi JNE.“Jasa ekspedisi JNE sangat mendukung sekali dalam pengiriman barang produk UMKM gula aren Temon,”tandasnya.

Bahkan, pada awal memulai usaha gula aren tersebut, Mega mendapatkan layanan dan program dari JNE Madiun, dimana saat itu tim JNE mendatangi rumah produksi UMKM Gula Aren Temon.

“Jadi tim manajemen sempat mengunjungi gula aren temon dan kita mendapatkan layanan program yang sangat membantu dalam hal pengiriman barang,”jelasnya.

Selain itu, Mega mengungkapkan tim digital marketing JNE Madiun juga membantu promosi digital UMKM Gula Aren Temon agar semakin banyak dilihat dan diketahui masyarakat.

“Untuk pemasaran, pada saat itu tim digital marketing JNE Madiun juga membuat sebuah pamphlet dan didesain serta di posting lewat media sosial JNE,”ujarnya.

Dirinya berharap, dengan momentum #JNE13tahun dan #JNEMajuIndonesia, layanan ekspedisi tersebut terus membantu usaha UMKM Gula Aren Temon dan semakin banyak memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat.

“Kami berharap program-progam membantu pemasaran dari JNE juga bisa terus dijalankan membantu UMKM seperti kami,”kata Mega.

Berharap dengan Gula Aren Temon, kesejahteraan masyarakat meningkat

Pengemasan Produk Gula Aren Temon Arjosari. (Foto: Dok. Pacitanku)

Meski usaha yang dijalaninya baru berjalan sekitar dua tahun, namun Mega berharap keberadaan UMKM gula aren Temon bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat, baik para petani dan penderes gula aren maupun masyarakat Pacitan.

“Berawal dari usaha kecil, usaha kita terus berkembang, ada perhatian pemerintah, itu adalah salah satu langkah awal kami, sampai sekarang untuk usaha ini dan alhamdulillah kesejahteraan petani terangkat, sampai berjalan di tahun ini dan seterusnya, kami berharap usaha ini terus berkembang dan bermanfaat,”pungkasnya.

Video Ini Cerita Perjuangan Pengelola Gula Aren Temon Arjosari