Berkah Prepegan Bagi Pedagang Pasar Tegalombo: Omzet Melonjak, Kewalahan Layani Pembeli

oleh -170 Dilihat
RAMAI. Suasana Pasar Grindulu Tegalombo ramai Prepegan jelang Lebaran. (Foto: Nur Aisyah Romadhona/Pacitanku)

Pacitanku.com, TEGALOMBO – Menjelang Hari Raya Idulfitri, tradisi “Prepegan” di Pacitan menghadirkan semarak tersendiri.

Lebih dari sekadar aktivitas belanja, “Prepegan” adalah ritual persiapan yang diwariskan turun-temurun, mencerminkan nilai sosial dan budaya mendalam dalam menyambut hari kemenangan.

“Prepegan,” kata yang berasal dari bahasa Jawa “prepeg,” merangkum esensi persiapan matang. Dua hari menjelang takbir berkumandang, Pacitan bertransformasi menjadi panggung keramaian.

Baca juga: Pasar Kliwon Tulakan Pacitan Padat Pengunjung Jelang Lebaran, Tradisi “Prepegan” Masih Digemari

“Prepegan” bukan sekadar transaksi jual beli. Ini adalah momen perekat sosial, tempat tetangga saling sapa, pedagang dan pembeli berinteraksi, merajut kembali benang persaudaraan yang mungkin sempat merenggang.

Tradisi ini adalah pengingat akan pentingnya mempersiapkan diri, lahir dan batin, menyambut Idulfitri dengan suka cita dan harapan.

Pasar dan pusat perbelanjaan menggeliat, diwarnai antusiasme masyarakat menyambut hari kemenangan.

Salah satunya adalah Pasar Wage Tegalombo. Pada Jumat (28/3/2025). Di jantung jalur utama Pacitan-Ponorogo, pasar tradisional ini dipenuhi “lautan” manusia.

Suara tawar-menawar, aroma rempah yang menggoda, kesegaran sayuran, dan potongan daging berpadu harmonis, menciptakan simfoni khas Lebaran.

Budianto, pedagang di Pasar Grindulu Tegalombo, merasakan lonjakan omzet yang luar biasa.

“Saat Prepegan, pasar seperti lautan manusia. Dagangan ludes, omzet melambung tinggi, jauh berbeda dari hari biasa. Tapi, ramainya pembeli yang berebut, terutama kebutuhan pokok, membuat saya dan istri kewalahan melayani,”ujar Budianto di tengah kesibukannya melayani pembeli.

Sementara itu, Siti Hamidatul Jannah, salah seorang pembeli, menggambarkan suasana “Prepegan” yang penuh sesak.

“Prepegan itu ‘uyel-uyelan’ (desak-desakan). Pembeli dari mana-mana datang, membuat pasar penuh sesak. Mau jalan saja butuh waktu lama,”katanya.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.

No More Posts Available.

No more pages to load.