Luweng Ombo, ‘Sumur Raksasa’ di Pacitan yang Menantang Adrenalin Para Petualang

oleh -172 Dilihat
Luweng ombo tampa atas. (Foto: Dok. Prokopim Pacitan)

Pacitanku.com, DONOROJO — Pacitan, tanah karst yang memesona, menyimpan sebuah keajaiban alam yang menantang adrenalin: Luweng Ombo. Tersembunyi di Dusun Petung, Desa Kalak, Donorojo, gua vertikal ini bukan sekadar lubang raksasa, melainkan sebuah labirin misterius yang memikat para petualang dan pencinta alam.

Luweng Ombo, yang dalam bahasa Jawa berarti “sumur luas”, memang pantas menyandang nama itu. Dengan mulut gua berbentuk bundar seluas 200 meter persegi dan kedalaman mencapai 130 meter, gua ini menawarkan petualangan tak terlupakan bagi siapa saja yang berani menelusurinya.

Keajaiban Geologi di Pacitan

Keunikan Luweng Ombo tidak berhenti pada dimensinya yang mencengangkan. Di dalamnya, tersembunyi lorong-lorong gua sepanjang 25 kilometer, sebuah labirin bawah tanah yang siap dijelajahi. Dinding-dinding gua yang ditumbuhi lumut, hasil dari rembesan air, menambah kesan eksotis dan misterius.

Akses menuju Luweng Ombo pun relatif mudah, hanya berjarak sekitar 20 meter dari jalan raya, sehingga atap gua terlihat samar dari permukaan. Tak heran, gua ini menjadi lokasi favorit bagi mahasiswa pecinta alam, yang bahkan menggelar upacara bendera di dalamnya untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Bagi para penelusur gua, Luweng Ombo menawarkan tantangan tersendiri. Titik-titik horizontal di mulut gua menjadi tempat peristirahatan sebelum melanjutkan penelusuran vertikal yang menegangkan. Gua ini diklaim sebagai gua tegak terdalam di Pulau Jawa, sebuah prestasi yang membanggakan.

Sejarah dan Mitos yang Menyertai

Bagi yang ingin menggali lebih dalam, “Babad Pacitan Jawa Kuno” karya R. Gondowardoyo Wedana, yang ditulis ulang oleh Qomaruddin Sartono, bisa menjadi sumber informasi yang berharga. Buku ini tersedia di Perpustakaan Daerah Kabupaten Pacitan.

Dalam buku tersebut, disebutkan Luweng Ombo bukan sekadar keajaiban alam, tetapi juga menyimpan sejarah dan mitos yang kaya. Keberadaannya telah dikenal sejak zaman kolonial Belanda. Pada tahun 1918, Kanjeng Tuan Nursik, Asisten Residen Pacitan, bersama Bupati dan para priyayi, pernah menuruni gua menggunakan keranjang dan tali tambang.

Di dasar gua, pemandangan yang menakjubkan terhampar: hamparan pasir luas, tanaman gebang dan aren yang tumbuh subur, serta sungai bawah tanah yang mengalir deras dengan air yang jernih. Lebar sungai mencapai 12 meter, menambah pesona gua ini.

Namun, Luweng Ombo juga menyimpan kisah mistis yang diwariskan dari generasi ke generasi. Konon, seorang petani yang menanam padi gogo di area tersebut mendapat peringatan dalam mimpi untuk memindahkan padinya, karena tanah tempat ia menanam akan amblas menjadi Luweng Ombo.

 Peringatan itu diikuti, dan benar saja, tanah tersebut amblas dengan suara menggelegar, membentuk gua raksasa yang kita kenal sekarang.

Mengungkap Lebih Dalam: Sains dan Keajaiban Bersatu

Secara ilmiah, Luweng Ombo terbentuk akibat pengangkatan batu gamping dari dasar laut sekitar 1,8 juta tahun lalu. Proses karstifikasi kemudian membentuk gua horizontal dan sungai bawah tanah. Runtuhnya atap gua (collapse sink) akibat pelarutan yang terus-menerus menciptakan sumur raksasa ini, dengan material runtuhan membentuk bukit kecil di dasarnya.

Gua ini merupakan salah satu geosite di Geopark Gunung Sewu, yang diakui UNESCO sebagai UNESCO Global Geoparks (UGG). Masyarakat sekitar bahkan menyebutnya Gua Jambu, nama yang lebih mudah diingat.

Petualangan Menantang di Kedalaman Bumi

Menjelajahi Luweng Ombo membutuhkan keberanian dan persiapan. Bebatuan besar dan lorong sempit menjadi tantangan tersendiri.

Namun, bagi mereka yang berhasil mencapai dasar gua, panorama yang menakjubkan akan menjadi hadiah yang tak ternilai.

Pada 21 April 2014 yang lalu, [eringatan Hari Kartini yang akan digelar pada 21 April dimanfaatkan oleh empat mahasiswi yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pecinta Alam 17 Agustus 1945 (Pataga) Surabaya dengan ekspedisi Luweng Ombo.

Selain itu, komunitas Pacitan Speleology Society (PSS) juga pernah menelusuri Luweng Ombo ini pada tahun 2020 lalu.

Luweng Ombo bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga sebuah laboratorium alam yang menyimpan misteri dan keindahan. Gua ini mengajak kita untuk merenungkan kebesaran Sang Pencipta dan keajaiban alam yang tersembunyi di Pacitan.

Lihat juga berita-berita Pacitanku di Google News, klik disini.