BPBD Pacitan Dorong Masyarakat Bentuk Keluarga Tangguh Bencana

oleh -0 Dilihat
SIAP SIAGA. Kasi kesiapsiagaan dan pencegahan BPBD Pacitan saat membekali para agen bencana pada Ahad (6/6/2021) di Pancer Dorr. (Foto: M Akhliss Sofan)

Pacitanku.com, PACITANBadan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan mendorong masyarakat untuk membentuk keluarga Tangguh bencana sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Sie (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati saat berbincang dengan awak media di sela pelatihan mitigasi bencana pada Ahad (6/6/2021) di kawasan Pantai Pancer Dorr Pacitan.

Menurut perempuan yang akrab disapa Diannita ini, Pacitan memiliki potensi bencana alam, baik gempa bumi, banjir dan tsunami.

“Tekait potensi gempa bumi dan tsunami di Pacitan ini, kalau seumpamanya gempabumi itu bisa terjadi di seluruh wilayah kabupaten Pacitan, tapi untuk potensi tsunami itu daerah-daerah yang berada di wilayah pesisir dan daerah-daerah yang berada di sepanjang sungai, karena gelombang tsunami itu bisa masuk lebih cepat melalui jalur sungai dari pada darat,”jelasnya.

Baca juga: Kalak BPBD Pacitan: Agen Bencana Bertugas untuk Edukasi Masyarakat dan Kesiapsiagaan

Di Pacitan sendiri, kata Diannita, ada 27 desa dan kelurahan yang berada di wilayah pesisir dan ada beberapa desa yang dilalui oleh sungai, sehingga hal itu perlu diwaspadai. “Sehingga perlu mitigasi, dan juga evakuasi secara mandiri, selalu mengingat jargon 20-20-20 ini monggo selalu kita tekankan kepada masyarakat,”tandasnya.

Selain itu, Diannita juga mendorong dibentunya keluarga tangguh bencana dan penyiapan tas siaga bencana.

“Bentuklah keluarga tangguh bencana yang ada di lingkungan kita masing-masing, tas siaga juga perlu kita siapkan, sedia payung sebelum hujan itu merupakan salah satu jargon kita juga, berarti kalau kita menyikapi dengan adanya potensi bencana ini berarti harus bisa prepare atau siap siaga terlebih dahulu,”paparnya.

Menjadi salah satu tugas pemerintah, kata Diannita, dalam hal ini BPBD dan BMKG, adalah menginformasikan terkait daerah rawan bencana.“Ya masyarakat yang harus paham, harus sadar, itulah, kesadaran masyarakat terkait potensi bencana yang berada di wilayah masing-masing itu mutlak harus sangat diperlukan,”tandas dia.

Tak hanya itu, Diannita mengatakan kaum perempuan juga memiliki peranan penting dalam upaya mitigasi bencana secara mandiri.

“Jangan lupa peranan ibu,perempuan itu juga memiliki peranan yang sangat luar biasa, karena dari keluarga itu perempuan itu mempunyai peranan yang sangat penting. Jadi sekali lagi, ketangguhan masyarakat dimulai dari keluarga,”jelas Diannita.

Penyiapan mitigasi bencana dalam bentuk keluarga tangguh, kata dia, bukan untuk menakut-nakuti, tetapi lebih kepada kewaspadaan menghadapi potensi bencana.

“Bukan menakut-nakuti, tidak, tapi kita perlu mewaspadai, bahwa kalau seumpamanya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kita bisa menyelamatkan diri,”ujarnya.

Menurut Diannita, dengan adanya keterbatasan sarana prasarana, BPBD bersama stakeholder kebencanaan lainnya tidak bisa menjangkau semua masyarakat. Sehingga dalam hal ini, kemandirian masyarakat untuk siaga bencana mutlak diperlukan.

“Kalau berbicara tentang sarana dan prasarana, kita mungkin bisa dikatakan belum bisa memadai ya, karena dengan jumlah penduduk yang sekian dengan sarana prasarana yang ada ini saya kira belum bisa memenuhi semua, tapi harapannya masyarakat itu semua nanti bisa mandiri,”ujar dia.

Kemandirian masyarakat menghadapi bencana, imbuh Diannita, juga bisa dilakukan dengan mematuhi rambu-rambu bencana yang sudah dipasang di jalan.

“Karena rambu-rambu evakuasi rambu-rambu yang sudah kita pasang di jalan itu bukan pemanis, tapi itu merupakan mitigasi struktural yang harus benar-benar kita jaga dan kita perhatikan. Kita tahu dimana tempat-tempat aman yang harus kita tuju nanti kalau seumpanya terjadi bencana,”kata dia.

BPBD, imbuh Diannita, personilnya juga makhluk sosial yang juga punya keluarga di rumah.

“Di saat bencana-pun kita nggak tahu posisi berada dimana, otomatis, wajar kan, manusiawi, nanti misal kalau otomatis menyelamatkan diri kita sendiri dan keluarga, gimana kita bisa menolong orang lain kalau seumpamanya diri kita sendiri aja gak bisa survive,”tukas Diannita.

Untuk itu, Diannita berharap kepada masyarakat untuk menciptakan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana, yang dimulai dari keluarga masing-masing.

“Karena BPBD, tim SAR, TNI, POLRI itu istilahnya bukan Captain America, bukan Gatotkaca yang sat set sat set bisa datang langsung ditempat bencana, tapi ketangguhan masyarakat, keselamatan itu yang utama ada pada diri kita sendiri,”pungkasnya.

Pewarta: M Akhliss Sofan
Editor: Dwi Purnawan

BPBD Pacitan Gelar Pelatihan Pencegahan dan Mitigasi Bencana

No More Posts Available.

No more pages to load.