Kepala BMKG Datang ke Pacitan, Lakukan Kajian Gempa-Tsunami dan Langkah Mitigasinya

oleh -0 Dilihat
LAKUKAN KAJIAN. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati bersama Kepala Sie Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati mengunjungi Teluk Pacitan, Kamis (18/2/2021). (Foto: Dok. Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati datang ke Pacitan untuk melakukan kajian potensi gempa dan tsunami beserta langkah mitigasinya, Kamis (18/2/2021).

Kunjungan Kepala BMKG tersebut didampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan dan menuju ke Kawasan Teluk Pacitan.

Kedatangan mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu tak lepas dari laporan beberapa waktu terakhir laporan menyebut intensitas gempa naik tak seperti biasanya, yakni mencapai 85 kali dalam 1 bulan terakhir.

Seperti dikutip dari laman Pemkab Pacitan, Dwikorita mengatakan sebenarnya titik-titik peningkatan gempa tersebut tidak cuma terjadi di Pacitan saja, zona Aceh-Nias, Lampung-Bengkulu, Lombok-Sumbawa-Sumba, Sulawesi Barat-Sulawesi Tenggara-Gorontalo dan Laut Maluku juga dilaporkan mengalami peningkatan intensitas.

“Kita tidak bisa memprediksi gempa, tapi kita bisa memperkirakan zona-zonanya yang harus kita waspadai. Mana yang mulai meningkat keaktifannya,” ungkap Rita, sapaan akrab Kepala BMKG saat melihat langsung kondisi Teluk Pacitan bersama BPBD Kabupaten Pacitan, Kamis (18/2/2021).

Berdasarkan hasil final kajian ilmiah BMKG disebutkan gempa dengan magnitudo 8 skala richter berpotensi terjadi, sedang jika titik gempa berada di dasar laut memungkinkan hadirnya gelombang tsunami hingga ketinggian 8 meter dengan gelombang bisa sampai ke pusat kota.

Selain itu, Rita mengatakan satu fakta penting kejadian di masa lampau juga diakui pihak BMKG, catatan sejarah mengungkap pada tahun 1840 teluk Pacitan pernah menjadi saksi terjadinya tsunami. Kejadian hampir 2 abad lalu tersebut merupakan siklus yang akan kembali terjadi.

Melihat keterbatasan peralatan untuk mendeteksi bencana, Rita justru lebih berharap kesiapsiagaan masyarakat maupun pemerintah terhadap mitigasi bencana, selebihnya Rita berharap konsentrasi terhadap sarana dan prasarana untuk mitigasi juga menjadi prioritas pemerintah.

“Karena infrastruktur tersebut memudahkan masyarakat untuk menyelamatkan diri,” tegas Dia.

Sementara, berbagai fakta yang ada diharap menjadi piranti penting masyarakat Kabupaten Pacitan untuk tetap waspada. Karena sekali lagi peralatan secanggih apapun belum bisa memprediksi kapan datangnya gempa dan tsunami.

Bupati Pacitan Indartato menyambut baik kunjungan Kepala BMKG tersebut.

Hal itu menurut Indartato merupakan perhatian nyata pemerintah pusat kepada Kabupaten Pacitan yang notabene berada dalam zona risiko bencana, khususnya gempa yang disertai tsunami.

Selebihnya hasil kajian BMKG nantinya oleh Bupati akan dijadikan sebagai bahan informasi kepada masyarakat, sehingga seluruh warga yang berada dalam zona berisiko selalu sadar dan waspada terhadap potensi tersebut.

“Meski kami tentu tidak menginginkan hal itu terjadi,” ungkapnya usai bertemu dengan rombongan BMKG (18/02).

Di lain sisi, pemerintah sependapat terhadap masukan BMKG terhadap pembangunan infrastruktur yang akan mendukung warga yang mengevakuasi diri, selain Bupati melalui BPBD Pacitan akan terus memaksimalkan langkah mitigasi termasuk kepada pemerintah. “Bencana tahun 2017 menjadi pelajaran penting,”pungkasnya.

Menyadari masa jabatannya yang tinggal menghitung hari, Pak In tentu akan melimpahkan masalah kondisi tersebut kepada pemimpin baru, supaya program tersebut tetap terlaksana. “Kita akan infokan kepada beliau,” pungkasnya. (red/Diskominfo)

No More Posts Available.

No more pages to load.