Pacitan Diguyur Hujan, Sejumlah Titik Talud di Bantaran Sungai Grindulu Ambrol

oleh -1 Dilihat
DIBERI GARIS POLISI. Lokasi talud ambrol di Dusun Krajan Desa Kembang Pacitan dipasangi garis polisi. (Foto: Dokumentasi BPBD Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Hujan yang mengguyur Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan sejak Rabu (27/1/2021) pagi hingga sore ini menyebabkan sejumlah titik tanggul di wilayah Pacitan kota ambrol. Diantaranya talud di Desa Kembang dan Desa Widoro, Pacitan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo membenarkan kejadian sejumlah talud di bantaran sungai Grindulu Pacitan ambrol. Untuk itu, pihaknya melakukan sejumlah upaya penanganan kedaruratan.

Di wilayah Dusun Krajan, Desa Kembang, Kecamatan Pacitan misalnya, talud pembatas bibir sungai Jelok yang merupakan anak sungai Grindulu  dilaporkan ambrol sepanjang sekitar 20 meter.

Peristiwa di Desa Kembang tersebut diakibatkan hujan dengan intensitas tinggi serta kikisan erosi sungai yang menyebabkan kontur tanah dibibir sungai menjadi gembur dan labil tidak mampu menahan resapan air. Kejadian ambrolnya talud tersebut pada Rabu sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Didik mengatakan saat ini pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat (PUPR) untuk melakukan langkah antisipasi.

“Betul mas, saat ini dinas PUPR Provinsi sudah di lapangan, kita siapkan glangsing dengan material pasir sebanyak 200 sak untuk penanggulangan talud ambrol di Desa Kembang,”kata Didik.

Baca juga: Kalak BPBD Pacitan Minta Masyarakat Waspadai Curah Hujan Meningkat

Untuk melakukan antisipasi, salah satunya karena lokasi talud ambrol tersebut berada persis di dekat Masjid, jajaran kepolisian juga sudah memasang garis polisi di lokasi titik ambrolnya talud di Desa Kembang tersebut.

Saat ini, Babinsa Desa kembang, Koramil 0801/01 Pacitan, perangkat desa serta anggota Pengawas Wilayah Sungai Bengawan Solo daerah Sungai Grindulu datang di TKP.

Sebelumnya, Didik meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi dengan ditandai meningkatnya curah hujan hingga beberapa waktu kedepan.

“Berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, di bulan ini intensitas cuaca berubah-ubah curah hujan tinggi, di Pacitan ini reda sekitar 1 minggu tidak hujan, kemudian hujan deras, kondisi ini yang harus kita waspadai, karena ada pergerakan (cuaca) yang berubah tiba-tiba,”kata Didik.

Lebih lanjut, Didik mengatakan, untuk musim kemarau diprediksi masih beberapa bulan lagi. Sehingga praktis, meningkatnya curah hujan dan cuaca ekstrem membuat masyarakat harus ekstra waspada untuk mengantisipasi potensi bencana alam.

“Untuk kemarau kemungkinan terjadi di bulan Mei ke atas, kita harus waspada (curah hujan tinggi) hingga bulan April,”pungkasnya.

Pewarta: Putro Primanto
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.