Dua Cucu Maestro Besar Sejarah Tari Indonesia akan Tampil di Acara Virtual Pelem Festival 2020

oleh -28 Dilihat
R. Aj. Sabina Siti Nurul Pristisari (Sabina Tisa) cucu dari GBPH Soeryobrongto

Pacitanku.com, PACITAN – Dua cucu maestro besar sejarah tari di tanah air akan turun tampil dalam acara virtual Pelem Festival ke-3 tahun ini, yang akan diselenggarakan di SACPA, Desa Pelem, Pringkuku mulai Kamis (1/10/2020) hingga Sabtu (3/10/2020) mendatang.  

Direktur Pelem Festival, Agung Gunawan, dalam keterangan pers tertulis yang diterima Pacitanku.com, Rabu (30/9/2020) di Pacitan mengatakan Pelem Festival merupakan acara internasional dua tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2016.

“Di masa pandemi ini, Festival Pelem merupakan salah satu sarana Kebangkitan dengan mengusung tema: Bangkit; Gumregah; Rise up. Melalui seni dan budaya, antusiasme kami membantu kami bangkit dari keterpurukan dan bergerak menuju kehidupan yang lebih baik,”jelasnya.

Menurutnya, seni dan budaya merupakan salah satu benteng yang berfungsi tidak hanya untuk bertahan hidup.

“Tetapi bagaimana seni dan budaya dapat digunakan sebagai kekuatan untuk menghidupkan kembali, bertindak, melanjutkan hidup, dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar secara kreatif,”kata Agung.

Lebih lanjut, Agung mengungkapkan, Pelem Festival 2020 akan diselenggarakan di SACPA pada tanggal 01 dan 03 Oktober 2020. Pembukaan dilaksanakan pukul 10.00 WIB, dan akan ditutup pada pukul 21.00 WIB.

“Adapun program Pelem Festival 2020 meliputi Official Ceremony, performa menjelang senja, performa Bulan Ndadari dan Closing. Semua program dalam rangkaian Pelem Festival juga akan dilakukan secara live streaming via media sosial facebook SACPA page. Acara ini digelar sesuai dengan segala aturan, baik aspek kenyamanan, keamanan, maupun kesehatan,”jelasnya.

Untuk pertunjukannya, kata Agung, akan digelar secara virtual, dimana pengisi acara akan live dari tempat artis masing-masing.

“Tapi untuk official opening, acaranya di SACPA mas dengan protokol kesehatan ketat, rencananya pak bupati akan rawuh juga,”ujarnya.

Lebih lanjut, Agung menjelaskan, selain diselenggarakan secara virtual, ada hal yang istimewa yang dihadirkan dalam Pelem Festival #3, yakni hadirnya dua cucu Maestro besar atau Empu dalam sejarah seni tari Indonesia yang akan tampil di acara Virtual Pelem Festival #3 2020.

Keduanya adalah R. Aj. Sabina Siti Nurul Pristisari (Sabina Tisa) cucu dari GBPH Soeryobrongto dan Paranditya Wintarni cucu dari Bagong Kussudihardjo. G.B.P.H Suryobrongto adalah putra S.I.S.K. Sultan Hamengku Buwana VIII.

Sebagai seorang ningrat yang lahir dan dibesarkan di lingkungan keraton, Agung mengatakan kesenian yang ada di keraton dengan sendirinya sudah dikuasai dengan baik, khususnya wayang wong. Wayang wong gaya Yogyakarta, sebagai panutan tari klasik gaya Yogyakarta berpusat di dalam keraton Yogyakarta.

Jasa G.B.P.H. Suryobrongto di dalam nguri-uri (menggali, memelihara, membina, melestarikan dan mengembangkan) tari klasik gaya Yogyakarta sangatlah besar. Terutama dengan penemuannya yang sangat bermanfaat, yaitu analisis gerak tari.

Di samping dikenal sebagai penari yang andal, Agung mengatakan ia juga sebagai perumus Joged Mataram dan koreografer tari Golek Menak.

Banyak karya seni dan karya tulisnya yang sudah dicetak dan diterbitkan. Ia pernah pula mendapatkan anugerah dari pemerintah pusat dalam bidang seni tari. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah apabila G.B.P.H Suryobrongto disebut sebagai seorang empu.

Selain itu, Agung mengatakan, Bagong Kussudiardjo (9 Oktober 1928 – 15 Juni 2004) adalah seorang seniman, koreografer tari kontemporer Indonesia dan pelukis. Karir Bagong dimulai setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Sebagai koreografer tari, Bagong telah menciptakan lebih dari 200 tarian. Bagong menyempurnakan keterampilannya dengan mempelajari tarian Jepang dan India. Pada tahun 1957 dan 1958, Bagong berlatih di bawah koreografer terkenal Martha Graham, yang terkenal dengan teknik pemecah batasnya.

Bagong kemudian memadukan gerakan modern dengan tarian tradisional Indonesia. Setelah menjalani pelatihan, ia mendirikan Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja (Pusat Seni Tari Bagong Kussudiardja) pada tahun 1958, disusul oleh Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (Pusat Seni Bagong Kussudiardja) pada tahun 1978.

“Kedua artis partisipan dari Yogyakarta ini akan bersanding dengan artis-artis partisipan dari berbagai Negara seperti Jerman, Jepang, China, Turki, India, Filipina, Malaysia, Hongkong, dan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Bandung, Surabaya, Gresik, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Riau, Nganjuk, Tarakan, dan Pacitan,”pungkasnya