Winarni: Saatnya Pacitan Dipimpin dari Kaum Perempuan

oleh -1 Dilihat
Bacabup Pacitan Winarni. (Foto: Istimewa)

Pacitanku.com, PACITAN –  Dalam sejarah perpolitikan tanah air, peran kaum Hawa, masih begitu minim. Stigma sebagai kaum marginal, terkesan masih melekat pada diri seorang wanita.

Padahal sejatinya, peran perempuan sangatlah vital dalam mewarnai dinamika perpolitikan. Sentuhan-sentuhan kelembutan, sangat diperlukan. Naluri keibuan, akan bisa membuat ketentraman dan kedamaian.

Keunggulan kaum Hawa inilah, yang tak akan bisa dimiliki oleh kaum Adam. Mereka kuat, namun ketegarannya dalam menghadapi setiap masalah, masih jauh tertinggal dengan wanita.

“Wanita ada dan keberadaannya sangat dibutuhkan. Selain bisa mencetak generasi bangsa yang tangguh, mereka juga memiliki keuletan dan kemampuan seperti halnya kaum lelaki. Wanita itu lebih tahan banting, dan siap untuk ikut berkompetisi di dunia perpolitikan tanah air,” kata bakal calon Bupati Pacitan, Winarni, saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Kamis (22/7/2020).

Menurut pengusaha yang akrab disapa Yuwin ini, sejak berdirinya sebuah kadipaten atau kabupaten di Pacitan, belum pernah ada seorang pemimpin daerah dari kalangan wanita.

Di sepanjang sejarah, sejak era kolonial, orde baru, hingga era reformasi sekarang ini, semua kepala daerah di Pacitan di kendalikan oleh kaum Adam.

“Mungkin sudah saatnya, Kabupaten Pacitan itu bisa memunculkan pemimpin wanita. Jiwa keibuannya, tentu akan lebih membuat kedamaian, ketentraman bagi masyarakat. Sentuhan kasih sayang, akan bisa melunturkan duka-lara yang saat ini masih dirasakan sebagian kecil masyarakat dibawah garis kemiskinan,” jelas bakal calon bupati kelahiran Desa Jatigunung, Kecamatan Tulakan ini.

Karena itulah, Yuwin memandang saat ini perlunya dirinya hadir untuk ikut bersama membangun daerah dengan sentuhan-sentuhan kasih dan sayang. Yuwin menyadari, untuk bisa memberikan penyadaran kepada masyarakat perlunya kehadiran pemimpin wanita, butuh sebuah perjuangan tak mudah. Sama halnya, ketika Raden Ajeng (RA) Kartini, ketika itu memperjuangkan emansipasi wanita.

“Kami ini bukanlah budak nafsu, seperti anggapan lama kaum Adam. Namun wanita juga punya kesetaraan, kemampuan yang sama bahkan lebih dari kaum Adam. Banyak hal-hal mendasar bagi wanita yang tak bisa dimiliki oleh lelaki. Dan sudah banyak fakta sejarah di negara lain, dengan kehadiran seorang wanita, kemajuan negara lebih pesat dari yang diharapkan. Itulah saatnya, di Pacitan bisa mencetak seorang pemimpin yang berasal dari kaum wanita,” beber Yuwin.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.