Politisi Senior di Pacitan ini Lontarkan Istilah “Politik Kentut”, Apa Maksudnya?

oleh -1 Dilihat
Saptono Nugroho. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN – Istilah “politik kentut” mulai mewarnai tahapan Pilbup serentak di Kabupaten Pacitan. Istilah baru namun cukup menggelitik itu sempat dilontarkan salah seorang tokoh politik di Pacitan, Moh Saptono Nugroho.

Menurut Saptono, saat ini memang lagi terjadi pergulatan cukup sengit di internal Partai Demokrat, utamanya para bakal calon bupati dan wakil bupati yang tengah berebut rekomendasi pencalonan.

Disitulah, tensi persaingan mulai terasa. Diantara bakal calon satu dengan lainnya, saling mengemas isu masing-masing. Baik isu negatif ataupun positif.

“Tentu fenomena tersebut dimaknai seperti halnya kentut. Ada baunya tetapi tidak ada wujudnya. Sehingga saya istilahkan sebagai ‘politik kentut’. Isu-isu yang mereka lontarkan, sangat menyengat baunya. Namun isu tersebut tak ubahnya seperti kentut yang tidak ada wujudnya,” kata mantan legislator masa jabatan 1999-2004 ini, Senin (20/7).

Karena itu, agar bau kentut tersebut bisa terurai, tentu harus ada sebuah sirkulasi udara. Saptono menganalogikan ibarat berkendara dalam satu mobil. Seandainya salah satu penumpang ada yang kentut, tentu baunya akan terus menyengat di kabin mobil.

“Agar bau kentut itu bisa segera hilang, perlu dibuka kaca jendela agar terjadi sirkulasi udara. Artinya, bahwa Demokrat perlu ada keterbukaan. Sehingga masyarakat akan lebih paham, bagaimana, dan siapa yang akan diterjunkan di pentas Pilbup nantinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Saptono mengungkapkan, kentut bisa muncul tentu dilatari beberapa hal. Bisa karena perutnya bermasalah, atau karena terlalu kenyang. “Kalau mau segera sembuh, tentunya ya segera buang hajat. Agar perut bisa lega,” tuturnya memberikan analogi.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.