Ini Penjelasan BPBD Pacitan Terkait Intensitas Gempa yang Beberapa Kali Terjadi di Selatan Jawa

oleh -0 Dilihat
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo. (Foto: Sulthan Salahuddin/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo memberikan penjelasan terkait fenomena gempa bumi yang beberapa waktu terakhir beberapa kali terjadi di wilayah selatan jawa.

“Memang betul, akhir-akhir ini rententan gempa meningkat, Juni ada 9 kali dan kalau Juli 21 kali rententan gempa, rententan gempa ini gejala alam dan sering ini malah alhamdulillah, mengapa? karena energi yang akan keluar secara perlahan ini malah kabar baik,”kata Didik, Kamis (15/7/2020) kemarin.

Didik kemudian menganalogikan perumpamaan gempa bumi dengan sepeda motor.

“Bayangkan kalau sepeda motor langsung tancap gas, pasti akan terjadi sesuatu beda, kalau sejak awal pelan di rem di gas secara perlahan tentu akan berkurang, kalau dibayangkan mega trust itu kan seperti gempa besar yang terjadi seketika dan spontan dengan magnitudo besar tentu sangat menakutkan,”jelasnya.

Namun demikian, Didik mengatakan bahwa kabar baik tersebut tentu juga tetap harus diiringi kewaspadaan.

“Kabar baik itu juga harus  tetap diiringi dengan mitigasi bagi masyarakat, walaupun secara alamiah masyarakat sudah melakukan mitigasi semisal menabuh kentongan, lari saat ada gempa ini mitigasi alamiah nah.. Peran BPBD ya menata sehingga mitigasi dapat di kelola dengan baik,”paparnya.

Didik mengatakan, perlu dipahami di selatan zona megatrust secara alamiah sudah berada di sana kalau dulu dikenal cincin api. “Tetapi kapan terjadinya gempa tidak dapat kita prediksi,”tandasnya.

Didik berharap masyarakat Pacitan tidak panik dan takut, namun harus siap dan waspada dengan segala macam potensi gempa yang ada di Kabupaten Pacitan.

“Saya mengimbau agar masyarakat jangan panik dengan adanya rentetan gempa akhir-akhir ini, namun di satu sisi juga harus waspada akan adanya potensi gempa di selatan pantai kita,”pungkasnya.

Pewarta: Putro Primanto
Editor: Dwi Purnawan