Pembelajaran Daring Masih Berlangsung, Guru Diminta Intens Lakukan Kunjungan Terstruktur

oleh -0 Dilihat
Kepala Dinas Pendidikan Pacitan Daryono. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN –Tahun ajaran baru, hari ini telah dimulai. Akan tetapi kerinduan para siswa didik kepada lingkungan sekolah, belum terobati. Mereka saat ini masih tetap mengikuti pembelajaran dalam jaringan (daring), mengingat sampai detik ini, pandemi COVID-19 belumlah usai.

Bahkan perkembangan terakhir, kasus COVID-19 kian menjadi. Badan kesehatan dunia (WHO) memberikan peringatan, agar penduduk dunia lebih waspada dan berhati-hati.

Mengingat virus SARS-CoV-2, tidak hanya bisa menular melalui percikan ludah atau droplet dari penderita. Namun, covid-19 bisa menyebar melalui aerosol. Yakni pertikel-partikel kecil di udara.

Hal inilah yang mengharuskan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi, sementara waktu menunda metodelogi pembelajaran secara klasikal.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Daryono, mengatakan, tahun ajaran baru belumlah mengubah sistem pembelajaran secara daring. Sebab pandemi global coronavirus disease (covid-19) masih terus berlangsung.

“Detik ini, metodologi pembelajaran masih dilaksanakan secara daring. Karena itu, para guru kami imbau untuk lebih intens lagi melakukan kunjungan terstruktur kepada siswa didiknya,” kata Daryono, Senin (13/7/2020).

Sementara itu, untuk pengenalan lingkungan sekolah (PMS) bagai siswa didik baru, juga dilaksanakan secara virtual.

“Jadi guru berkumpul dan memperkenalkan lingkungan sekolah dengan fasilitas video conference (vidcon) kepada siswa didiknya,”tutur mantan Inspektur Pembantu Inspektorat Kabupaten Pacitan ini.

Menurut Daryono, metode pembelajaran secara klasikal, hanya bisa dilaksanakan oleh daerah berstatus zona hijau sebaran covid-19. Itupun, lanjut dia, harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Selain izin dari gugus tugas, juga wali murid dan lolos verifikasi dari Dinas Pendidikan.

“Untuk Pacitan, saat ini masih berstatus zona kuning. Sehingga belum memungkinkan untuk melaksanakan metodelogi pembelajaran secara klasikal,” tegasnya.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan