Cerita Darmi, Petani Jeruk Keprok di Pringkuku yang Mulai Memanen Ditengah Pandemi

oleh -3 Dilihat
Darmi di kebun jeruk miliknya di Pringkuku. (Foto: Putro Primanto)

Pacitanku.com, PRINGKUKU—Meski dalam kondisi pandemi global coronavirus disease 2019 (COVID-19), hal itu tak menghalangi warga Pacitan untuk berhenti berkarya, salah satunya Darmi, warga Desa Sobo, Kecamatan Pringkuku, Pacitan.

Meski juga terdampak pandemi, namun Darmi memilih tidak menyerah dengan tetap memanfaatkan ladangnya dengan ditanami jeruk beberapa waktu silam. Dan saat masih dalam kondisi pandemi seperti saat ini, pohon jeruk yang ditanamnya sudah siap dipanen.

Jeruk jenis keprok siam yang ditanamnya tersebut dipanen dan dijual langsung di tepi jalan dekat kebun miliknya.

Dengan tetap memakai masker sebagai bentuk kepatuhan menjalankan protokol kesehatan, Darmi nampak antusias memanen jeruk miliknya yang ditanam beberapa waktu lalu.

Saat Pacitanku.com ke kebun jeruk milik Darmi, puluhan pohon jeruk keprok siam tersebut sedang dalam prose memanen. Satu pohon rata-rata kisaran 15 buah jeruk siap panen.

Rasanya yang manis, ditambah kondisinya masih segar, membuat jeruk keprok siam milik Darmi menjadi komoditi yang bisa dikembangkan. Darmi pun setuju jika kawasan ladang miliknya tersebut menjadi agro wisata petik jeruk di Pacitan.

Setuju mas menawi di dalem wisata (setuju mas, jika memang di buat kawasan wisata),”kata Darmi, saat berbincang dengan Pacitanku.com, Ahad (5/7/2020) di Pringkuku.

Darmi mengatakan, saat ini proses pemasaran jeruk miliknya masih dilakukan secara manual, yakni dijual sendiri di tepi jalan. Adapun harganya adalah 15 ribu per kilogram jeruk.

Inggih niki ladang kulo mas (iya mas ini ladang saya), anggenipun panen setahun ping kalih (Panennya buah jeruk setahun dua kali),”kata Darmi.

Tentu, jeruk keprok menjadi salah satu komoditi tersendiri yang bisa terus dikembangkan.

Jeruk keprok siam ini juga menambah komoditas buah-buahan dan perkebunan di Pacitan yang belakangan mulai menggeliat dibudidayakan kembali, seperti kakao, papaya hingga jeruk baby Pacitan.

Pewarta: Putro Primanto
Editor: Dwi Purnawan