Obyek Wisata Masih Ditutup, Asosiasi Pelaku Pariwisata Pacitan Berharap Pemkab Beri Kompensasi

oleh -0 Dilihat
Kadisparpora Pacitan saat mengecek sosialiasasi sektor pariwisata di Beiji Park, beberapa waktu lalu. (Foto: Putro Primanto)

Pacitanku.com, PACITAN – Bupati Pacitan Indartato kembali menerbitkan surat edaran (SE) tentang sektor pariwisata. Dalam SE dengan nomor 188.45/254/408.21/2020 tentang pembatasan sosial sektor pariwisata di Kabupaten Pacitan yang diterbitkan Selasa (30/6/2020) itu, Indartato mengatakan obyek wisata, usaha jasa wisata di dalam kawasan wisata dan seluruh tempat hiburan masih ditutup.

Dalam SE Bupati sebelumnya, penutupan sendiri berakhir pada Selasa (30/6/2020). Sehingga dengan adanya SE terbaru pada Selasa (30/6/2020), dapat dipastikan masa penutupan tempat wisata di Pacitan kembali diperpanjang.

Baca juga: Pembukaan Tempat Wisata di Pacitan Dapat Dilakukan Atas Rekomendasi Gugus Tugas

Atas keputusan tersebut, ketua Asosiasi Pelaku dan Pegiat Pariwisata (AP3) Pacitan Ronny Widya Kurniawan mengatakan akan timbul beberapa pertanyaan dibenak pelaku wisata.

“Apakah ada penambahan penderita COVID-19 sehingga pembukaan obyek wisata diundur lagi? Jika alasan tersebut, maka akan sampai kapan obyek wisata ditutup jika setiap ada penambahan penderita kita mundur jadwal lagi,”katanya, saat dihubungi Pacitanku.com, Selasa (30/6/2020).

Pertanyaan kedua yang muncul, kata Ronny, apa karena pemerintah belum siap atau kurang persiapan dengan konsekuensi penambahan penderita COVID-19 jika obyek wisata dibuka.

Atas berbagai pertanyaan itu, Ronny menyarankan dua opsi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan terkait sektor pariwisata di masa new normal.

“Jika jadwal mundur lagi, maka segera persiapkan dana cadangan untuk memberi kompensasi kepada pelaku wisata yang kehilangan mata pencaharian karena dimundurkan jadwal dibukanya obyek wisata Pacitan,”kata dia.

Opsi kedua, jika obyek wisata dibuka, Ronny berharap Pemkab segera menyiapkan dana cadangan sektor pariwisata yang digunakan di lokasi wisata.

“Dana cadangan itu untuk penambahan fasilitas kesehatan di tempat wisata,”ujar pengusaha biro travel di Pacitan ini.

Ronny mengaku, para pelaku wisata saat ini sangat membutuhkan hidup sehat. Namun demikian, bagaimana mau hidup sehat, jika kondisi perekonomian sektor wisata mati.

“Kami para pelaku wisata sangat butuh hidup sehat, tapi bagaimana  kami bisa memenuhi standar hidup sehat jika perekonomian kami mati, sedangkan kami butuh biaya untuk bisa hidup sehat,”pungkasnya.

Pewarta: Dwi Purnawan