Kisah Suranto Gecol, Tukang Cuci Bus yang Kini Buka Jasa On Call Ditengah Pandemi

oleh -5 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Hampir sebagian besar pejabat dan politisi di Kabupaten Pacitan, sudah tak asing lagi dengan sosok pria satu ini. Meski hanya berprofesi sebagai tukang cuci salah satu perusahaan otobus, namun tak disangka pria yang memiliki nama asli Suranto ini punya segudang keahlian.

Mulai dari mekanikal elektrikal hingga tukang servis peralatan elektronik pun menjadi santapan kesehariannya dalam mengarungi kehidupan.

Namun ditengah wabah coronavirus disease 2019 (COVID-19) ini, ekonomi pria yang akrab disapa Pak Gecol ini sedikit mengalami guncangan. Betapa tidak, perusahaan otobus, tempatnya bekerja sebagai tukang cuci, harus cuti beroperasi, gegara badai coronavirus.

Kini, untuk bisa menghidupi keempat anak dan istrinya, Pak Gecol, harus melayani jasa on call, bagi masyarakat yang membutuhkan keahlian lain yang dia miliki. Seperti pembenahan instalasi listrik perumahan yang bermasalah sampai utak-atik mesin pumpa air yang ngadat, dan perkakas elektronik yang rusak.

“Aktivitas cuci bus sementara mandeg. Sebab nggak ada satupun bus yang beroperasi,” tutur pria kelahiran 21 April 1965 silam ini, Sabtu (16/5).

Beruntung, Pak Gecol, masih memiliki skill khusus diberbagai bidang. Sehingga dapur rumahnya masih bisa ngebul. Sebab pekerjaan pokoknya, harus stagnasi terhempas pandemi COVID-19.

“Ya nrimo ing pandum, yang penting keluarga di rumah masih bisa makan,” jelasnya.

Dibalik, penampilannya yang sangat sederhana, dan hanya sebagai tukang cuci bus, namun siapa sangka kalau Pak Gecol, juga menyandang gelar sebagai seorang sarjana sosial politik (sospol). Ia pun punya banyak kenalan para pejabat dan politikus di Pemkab Pacitan dan DPRD.

Banyak dari rekan seangkatannya semasa SMA, yang saat ini menjadi pengusaha sukses dan juga pejabat teras. Baik di lingkungan birokasi ataupun di parlemen.

Pak Gecol, rupanya juga akrab dan sangat kenal dengan pengusaha sukses bernama Agus Isbandono pemilik Alloro Guest House, serta Supardianto Kepala Dispendukcapil Pacitan. Mereka adalah teman sekolahnya.

Termasuk Muhammad Haris Wakil Wali Kota Salatiga, Adi Prihantoro Sekda Kabupaten Bintan Kepulauan Riau, juga temannya semasa dibangku sekolah.

“Mereka teman semasa sekolah dulu. Itulah keadilan Tuhan. Kalau semua jadi pejabat, lantas siapa yang akan jadi jongosnya? Mungkin inilah kehidupan, serba berpasangan. Ada si kaya, ada pula si miskin. Ada pejabat, ada pula rakyat jelata agar hidup ini bisa semakin berimbang dan saling berkaitan satu dengan lainnya,” pungkasnya.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan