Ibarat Perang, Satgas COVID-19 Pacitan Diminta Jangan Mudah Keluarkan”Peluru” untuk Menembak Sasaran Hampa

oleh -0 Dilihat
Ex officio Banggar DPRD Pacitan Gagarin. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN –  Ibarat di medan peperangan, gugus tugas percepatan penanganan coronavirus disease 2019 (COVID-19) Pemkab Pacitan, diharapkan lebih efisiensi dalam menggunakan amunisi untuk menembak sasaran atau musuh.

Jangan sampai perbekalan peluru di tembakan ke udara hampa, namun tidak pada sasaran atau musuh yang lagi dihadapi.

Demikian sebuah analogi yang disampaikan Wakil Ketua DPRD Pacitan Gagarin, memberikan pendapat atas upaya yang telah dan sedang dilaksanakan satgas percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan.

Sebagai wakil rakyat, ia banyak menerima masukan, adanya gelontoran bantuan yang tidak tepat sasaran. Hanya dibagi-bagikan, tanpa melihat latar belakang penerima. Selain itu, Gagarin juga mensinyalir belum validnya data masyarakat penerima bantuan.

Nah, kalau sudah seperti ini, kenapa gugus tugas bidang perekonomian, utamanya Dinas Sosial, harus menyerap habis anggaran senilai Rp 4.050.000.000. Sementara ibarat perang, sasaran bidiknya belum jelas. Ini kan sama halnya menghamburkan peluru pada sasaran hampa,”jelasnya, Rabu (13/5/2020).

Lain itu, politikus Partai Golkar ini juga menegaskan, bahwa sampai detik ini kawasan episenter transmisi penyebaran COVID-19 di Kabupaten Pacitan, sudah sangat jelas.

Yaitu episenter Sukolilo, Temboro dan satu episenter yang tidak jelas. Namun diperoleh informasi, pasien positif COVID-19 asal Kecamatan Tulakan tersebut berasal dari episenter Surabaya.

“Mestinya gugus tugas, lebih konsen di beberapa kawasan episenter tersebut. Kalau hendak dilaksanakan karantina wilayah, ya segera saja dilakukan. Jadi nggak ngumbroworo seperti ini,”pinta Gagarin.

Begitupun soal distribusi bantuan, gugus tugas, mestinya sudah bisa memetakan kawasan-kawasan mana yang paling prioritas.

“Dengan begitu, anggaran negara bisa lebih efisien. Kita ada anggaran, tapi jangan di boros-borosin. Tidak seperti sekarang ini, data masih belum valid, namun anggaran sudah diserap habis. Kami minta semua pihak ikut terlibat melakukan pengawasan,”tegasnya.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan