Pelaku Pembunuhan di Desa Kayen Pacitan Disebut Suka Pelajari Ilmu Klenik

oleh -3 Dilihat
Bambang Trenggono, salah satu guru pengajar silat di Pacitan. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN – Pelaku pembunuhan di Desa Kayen, Ribut Wahyudi, konon suka belajar ilmu-ilmu klenik semasa mudanya. Hal tersebut seperti disampaikan Bambang Trenggono, salah seorang sesepuh perguruan silat ternama di Pacitan.

“Sejak muda, anak tersebut memang suka mempelajari ilmu-ilmu klenik. Saat itu sempat saya nasihati, lebih baik tidak usah belajar ilmu seperti itu,” ujar Bambang, saat dikonfirmasi usai peristiwa pembunuhan berlangsung, Kamis (30/4/2020).

Saat itu, lanjut Bambang, kondisi kejiwaan dari mantan murid silatnya itu, tidak menampakkan ada gejala kelainan. Hanya saja, Ribut dikenal sebagai sosok pendiam.

“Belakangan saya juga kaget, sebab ada kabar kalau yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa. Hampir saban hari, katanya selalu membawa pedang,”tutur Bambang yang mengakui, pernah melatih Ribut, sekitar tahun 1990 silam.

Saat menekuni ilmu bela diri pencak silat, lanjut Bambang, pelaku sebenarnya normal-normal saja. Bahkan ada bakat untuk menjadi atlet pencak silat.

Hanya saja selama menjadi murid disebuah padepokan silat ternama di Pacitan tersebut, yang bersangkutan belum pernah mengikuti ajang kompetisi.

“Perilaku kesehariannya memang baik, saat itu. Anaknya pendiam,” beber Bambang yang juga seorang pensiunan ASN di lingkup Pemkab Pacitan.

Sekedar informasi, sebelum aksi pembunuhan itu terjadi, pelaku dikabarkan sempat ada cek-cok kecil dengan ayahnya, Supardi yang kebetulan habis pulang dari ladang.

Baca juga: Tanpa Sebab yang Jelas, ODGJ di Desa Kayen Pacitan Habisi Nyawa Seorang Nenek

PEMBUNUHAN. Polisi menangkap pelaku pembunuhan di Desa Kayen, Pacitan. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Tiba-tiba, pelaku langsung merebut sabit yang digunakan Supardi saat ke ladang. Sejurus kemudian, pelaku langsung menuju kediaman korban, Somin dan Katmirah. Sebelum masuk ke rumah, pelaku sempat bertemu dengan Somin di pelataran rumah.

Saat itu pelaku langsung menyabetkan sabit yang dipegangnya ke wajah Somin hingga mengenai telinga dan nyaris putus. Melihat aksi brutal yang dilakukan pelaku, Nanda, cucu Somin, yang saat itu melihat kakeknya, dianiaya tetangganya, langsung berteriak meminta tolong.

Mendengar teriakan Nanda, pelaku justru semakin beringas. Ia sempat mengejar Nanda, namun tak terkejar. Disaat yang  hampir bersamaan, Katmirah mendekati arah suara cucunya yang berteriak meminta tolong.

Saat itu juga, Ribut langsung mengayunkan sabitnya dengan membabi buta ke wajah dan tubuh Katmirah, sehingga menyebabkan muka korban hancur dan tangan kiri korban nyaris putus. Korban tewas seketika dilokasi kejadian dengan wajah hancur dan tubuhnya dipenuhi luka bacokan.

Mengetahui korbannya jatuh bersimbah darah, pelaku sempat melarikan diri.  Akan tetapi, tak lama berselang warga berhasil mengamankan pelaku. Kemudian diserahkan ke pihak berwajib guna dilakukan proses hukum lebih lanjut.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan