Gugus Tugas: Puluhan Santri Temboro Masuk ke Pacitan

oleh -0 Dilihat
Jubir gugus tugas COVID-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto. (Foto: Yuniardi Sutondo)

Pacitanku.com, PACITAN – Satuan gugus tugas (satgas) percepatan penanganan coronavirus disease 2019 (COVID-19) Pemkab Pacitan, kembali memberikan peringatan kepada masyarakat, agar lebih waspada terhadap wabah COVID-19.

Sampai detik ini, jumlah terpapar virus SARS-CoV-2 tersebut, bukannya berkurang namun semakin bertambah setiap harinya. Bahkan di Pacitan sendiri, jumlah orang dalam risiko (ODR) maupun pasien dalam pengawasan (PDP) juga mengalami kenaikan.

Juru bicara satgas  percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan, Rachmad Dwiyanto, mengatakan, saat ini satuan tugas kembali disibukan dengan temuan baru yaitu kepulangan puluhan santri asal Pondok Pesantren Al Fattah, Kecamatan Karas, Temboro, Kabupaten Magetan ke Pacitan. Mereka tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan. Bahkan, jumlah terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pacitan.

“Mereka tersebar di 20 desa dan lima kelurahan di wilayah Kecamatan Pacitan. Namun jumlah mayoritas ada di kawasan kota,” ujar Rachmad, Ahad (26/4).

Perlu diketahui, belum lama ini Ponpes Al Fattah, Temboro masuk dalam kluster baru episenter penyebaran COVID-19. Itu diketahui setelah kepulangan sebanyak 40 santri ke negara asalnya di Malaysia. Setelah dilakukan uji swab, oleh Kementrian Kesehatan, Malaysia, ternyata ke 40 santri yang mondok di Ponpes Al Fattah, Temboro tersebut masuk dalam kluster positif COVID-19.

“Belum kelar penanganan klaster COVID-19 asal Sukolilo, Surabaya, kini gugus tugas dihadapkan dengan kluster yang lain, yaitu kluster Temboro Magetan,” jelas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pacitan ini.

Rachmad mengingatkan, belakangan ini, kluster Temboro sempat viral dibeberapa jejaring media sosial ataupun media daring. Yaitu adanya beberapa jemaah yang positif COVID-19.

“Sehingga Temboro menjadi kluster atau episenter baru COVID-19. Pada sisi yang lain gugus tugas juga dihadapkan adanya beberapa santri dan santriwati yang pulang dari Temboro ke Pacitan,” ungkapnya.

Tentu, persoalan tersebut menjadikan pekerjaan rumah (PR) yang harus dituntaskan satuan tugas.

“Saat ini telah dipetakan berapa jumlah santri dan santriwati yang pulang. Hampir seluruhnya menyebar di 12 kecamatan di Pacitan. Data sementara ada sekitar 60 santri dan santriwati dan keluarganya, yang saat ini sudah berada di Pacitan,” jelas mantan Kepala Dinas Kesehatan Pacitan ini.

Melihat fakta yang terjadi saat ini, atas nama gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan, Rachmad meminta masyarakat lebih mawas diri.

Sebab saat ini negara tengah menghadapi “peperangan”. Dimana musuh yang dihadapi tidak kentara. Karena itulah, Pemkab Pacitan masih belum mencabut status tanggap darurat.

“Sekali lagi kami imbau, kalau masyarakat tidak menginginkan sebaran covid-19 tersebut tidak meluas, tentu konsekuensinya, mereka harus mematuhi protokol kesehatan. Terutama pesan kami, selalu memakai masker saat keluar rumah. Lebih baik tetap stay at home, dan jangan bepergian kalau tidak ada keperluan mendesak. Tetap jaga jarak fisik (physical distancing) dan hindari berkerumun (social distancing),” pesannya.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.