Benarkah Nikotin Bisa Sebagai Terapi Pasien Corona?

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi tes Corona

Pacitanku.com, PACITAN – Awal pandemi global coronavirus disease (Covid-19), pada 29 Maret lalu, beragam mitos untuk menangkal penyakit mematikan itu sempat mengemuka. Mulai dari merokok, berjemur, hingga mengkonsumsi minuman beralkohol, menjadi viral di berbagai jejaring media sosial.

Baca juga: Asap Rokok Disebut Bisa Tularkan Corona, Simak Penjelasan Gugus Tugas COVID-19 Pacitan

Akan tetapi, mitos tersebut sempat dibantah pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, Trihariadi Hendra Purwaka. Ia meminta agar masyarakat tidak salah kaprah.

“Merokok bukannya menyembuhkan pasien positif covid-19, begitupun dengan minuman beralkohol. Justru akan lebih memperburuk kondisi pasien,” kata dokter yang akrab disapa Hendra ini, beberapa waktu lalu.

Hal senada juga pernah disampaikan juru bicara percepatan penanganan covid-19 Pemkab Pacitan, Rachmad Dwiyanto. Ia pernah berpendapat, kalau asap rokok akan lebih memperparah kondisi pasien positif COVID-19.

Namun belakangan, sejumlah peneliti justru mengunakan nikotin untuk terapi bagi penderita coronavirus. Berikut penjelasannya yang dilansir dari headline sebuah media.

Lewat penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Prancis, nikotin diduga sebagai zat yang mampu menekan virus corona.

Saat ini para ilmuwan sedang menunggu izin dari otoritas kesehatan Prancis untuk menggelar eksperimen itu. Rencana itu bermula dari penelitian pada Rumah Sakit Pitié-Salpêtrière di Paris yang hasilnya menunjukkan bahwa salah satu kandungan pada rokok, kemungkinan besar nikotin, diduga telah membuat perokok lebih sukar tertular Covid-19.

Meski demikian para ilmuwan menekankan bahwa merokok tetap saja berbahaya dan sangat tidak dianjurkan sebagai cara mencegah penularan Covid-19.

Nikotin, kata para peneliti, mungkin saja bisa mencegah orang terjangkit COVID-19. Tetapi racun lain dalam rokok berpotensi membuat memperparah gejala pada pasien COVID-19.

Baca juga: Plt Kadinkes Pacitan: Tak Ada Korelasi antara Merokok dengan Serangan Covid-19

Para ilmuwan juga membandingkan data mereka dengan data jumlah perokok di Prancis. Hasilnya menunjukkan, jumlah perokok di antara pasien yang diwawancarai jauh lebih kecil, karena sekitar 40 persen dari orang berusia 44-53 tahun di Prancis merokok; sementara di kelompok usia 65-75 tahun sekitar 8,8 persen – 11,3 persen merokok.

Pakar neurobiologi terkemuka Prancis , Jean-Pierre Changeux, yang telah me-review studi itu, menduga bahwa nikotin adalah zat yang berhasil mencegah virus corona mencapai sel-sel pada tubuh manusia.

Nikotin, imbuh Changeux, juga diduga telah mencegah sistem imun tubuh untuk bereaksi berlebihan, gejala yang biasa ditemukan pada pasien COVID-19 yang dirawat dalam kondisi sangat parah.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan