Cerita Tentang Masjid Apung Pertama di Pacitan

oleh -169 Dilihat
Masjid Kemampul Pantai Pancer. (Foto: Putro Primanto/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Kabupaten Pacitan kini memiliki salah satu ikon baru. Ikon sekaligus destinasi wisata religi baru tersebut adalah Masjid Apung yang terletak di kawasan Pantai Pancer Door, Desa Kembang Pacitan.

Masjid apung tersebut, oleh kyai Fuad Habib Dimyati  kemudian disebut dengan Masjid Kemampul (MK).

Salah seorang yang membantu pembangunan MK Pantai Pancer, John Vera Tampubolon saat berbincang dengan Pacitanku.com, baru-baru ini mengatakan ide pembagunan ini berawal dari gagasan seorang kyai besar di Pacitan yakni Kyai Fuad Dimyati atau akrab disapa Gus Fuad yang juga pengasuh Ponpes Tremas Pacitan.

Baca juga: Kyai Fuad Punya Gagasan Dirikan Mushola Terapung di Kawasan Pantai Pancer Door

Pembangunan Masjid Kemampul pertama di Pacitan mulai dilaksanakan sejak Senin (2/3/2020) lalu.

“Masjid kemampul ini milik semua masyarakat Pacitan. Dalam situasi seperti ini masjid itu sebagai sebuah semangat simbol untuk mengajak, ayolah kita kembali marang gusti Allah SWT (kembali kepada Allah SWT), secara khusus, untuk Pacitan secara umum untuk Indonesia,”katanya.

Menurut John, pembangunan masjid apung tersebut sudah jadi. “Per senin (13/4/2020) sudah proses pembuatan sumur, kalau dihitung sudah 99 persen mas,”ungkap pria yang juga anggota santri petarung romantis.

Santri petarung romantia sendiri dinakhodai oleh Gus Mua’d Dimyati yang juga pengasuh Pondok pesantren Termas, Arjosari.

Usai berdiri, masjid kemampul ini juga sudah dilaksanakan kegiatan sholat Isya’ dan Istighotsah pada pekan lalu.”Pada hari Kamis malam Jumat pekan lalu, ada istighotsah disana, oleh Gus Wan Opek dan Gus Altop,”kata John.

Gus Fuad (bertopi) dan John Vera di Masjid Apung Pacitan. (Foto: Istimewa)

Baca juga: Pesan Kyai Fuad: Masjid Terapung di Pancer Hanya untuk Ibadah Mahdzoh

Dia berharap, dengan pembangunan masjid apung itu bisa digunakan untuk kemaslahatan bersama. Khususnya warga dan wisatawan di kawasan Pantai Pancer.

Monggolah, masjid itu milik kita bersama, warga Pacitan. Dan yang terpenting mas (wartawan, red), dipergunakan, maka itu bagian amal jariyah bagi Anda,”pungkasnya.

John berharap, dengan adanya masjid ini juga diharapkan hanya untuk kegiatan ibadah mahdzoh. Mahalul Qiyam , dzikir dan wiridan dan  bersholawat maupun kewajiban sebagai umat Islam untuk menjaga sholat lim awaktu agar mendapatkan keselamatan dan kedamaian, utamanya masyarakat Pacitan.

Sejak awal Maret lalu sudah mulai dilaksanakan pemasangan bambu dan drum-drum sebagai lantai. Kemudian, masjid kemampul itu dilakukan pemasangan tali pancang dan sudah hampir selesai pada pertengahan April 2020 ini. 

Saat proses pembangunan fisik konstruksinya, diiringi khatmil Quran ,Mahalul Qiyam dan dibarengi doa-doa untuk lebih memperlancar pembangunannya.

Pewarta: Putro Primanto
Editor: Dwi Purnawan