Dua Warga Pacitan yang Datang dari Zona Merah Diduga Luput dari Tracing Gugus Tugas

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi Corona

Pacitanku.com, PACITAN – Dua warga Kecamatan Pacitan diduga luput dari pantauan tim satuan tugas penanganan coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Yang pertama, satu warga Pacitan tersebut sebelumnya sempat bepergian ke Malaysia dalam rangka berobat. Saat Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan pandemi global COVID-19 pada 29 Maret lalu, yang bersangkutan dikabarkan masih berada di Malaysia.

Sekarang, warga tersebut sudah balik ke kampung halaman di Pacitan, akan tetapi sejauh ini luput dari tracing tim gugus tugas. Beredar kabar, masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal warga tersebut, sudah melakukan lockdown sejak beberapa pekan lalu. Dengan maksud, agar tidak ada masyarakat lain yang datang untuk menjenguk. Sebab yang bersangkutan bisa dibilang sebagai tokoh dan memiliki jejaring sangat luas di Pacitan.

Selain itu, hal yang sama juga terjadi di salah satu rukun warga (RW) di kawasan Kecamatan Pacitan. Menurut Achmad Sunhaji, yang juga menjabat sebagai Ketua RW, belum lama ini salah seorang warganya datang dari Jakarta, sehabis menjenguk cucunya.

Lantaran takut akan adanya penyebaran COVID-19, saat ini warga tersebut diminta untuk melakukan karantina mandiri. Kendati begitu, mantan politikus Partai Golkar ini meminta agar tim gugus tugas bisa melakukan tracing dan rapid diagnostic test (RDT) terhadap warganya tersebut.

“Sebenarnya hanya sebulan berada di Jakarta. Tapi ia pergi disaat negara sudah gonjang-ganjing adanya wabah COVID-19. Sekitar tiga hari yang lalu ia pulang. Makanya kami meminta agar dilakukan tracing dan RDT. Kami sudah menghubungi juru bicara percepatan penanganan covid-19 Pemkab Pacitan,” jelasnya, Senin (20/4).

Sementara itu, juru bicara percepatan penanganan COVID-19 Pemkab Pacitan, Rachmad Dwiyanto, belum bisa dimintai keterangan seputar dua warga di Kecamatan Pacitan yang lolos dari tracing (penelusuran) tim gugus tugas. Saat dihubungi melalui ponselnya, namun sedang tidak aktif.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan