Pariwisata Pacitan Terpuruk Akibat Virus Corona

oleh -0 Dilihat
PANTAI SRAU. Pantai Srau adalah satu dari sekian banyak pantai di Pacitan yang menjadi tujuan favorit para wisatawan. (Foto: Dok Pacitanku)

Pacitanku.com, PACITAN – Sektor pariwisata di Kabupaten Pacitan mengalami penurunan drastis akibat adanya pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Sejumlah obyek wisata di Pacitan yang biasanya dipenuhi wisatawan, kini sepi. Hal itu tak lepas dari kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan yang menutup obyek wisata di Pacitan sejak bulan Maret 2020 lalu.

Ketua Asosiasi Pelaku dan Penggiat Pariwisata Pacitan (AP3) Ronny Widya Kurniawan, saat berbincang dengan Pacitanku.com, Sabtu (18/4/2020) membenarkan saat ini wisata di Pacitan mengalami keterpurukan yang cukup signifikan.

“Yang jelas terkait wabah corona ini, wisata Pacitan terpuruk, dan lebih terpuruk dibanding pada saat bencana banjir tahun 2017 lalu, karena recovery-nya untuk banjir itu lebih cepat dibanding corona, untuk corona ini belum tahu sampai kapan,”kata Ronny.

Sejumlah pelaku pariwisata, kata Ronny, mengalami penurunan penghasilan, dan bahkan tanpa penghasilan.

“Teman-teman yang bisa bekerja di sektor pariwisata itu amat sangat merasakan sekali, kayak pusat oleh-oleh, rumah makan, utamanya yang di tempat wisata, shuttle, local guide, travel agent, mereka harus merumahkan karyawan tanpa digaji, “jelasnya lagi.

Selain itu, Ronny juga menceritakan untuk travel agent atau biro wisata juga mati total. Hal ini dikarenakan tidak adanya pesanan city tour akibat dampak COVID-19.

“Kalau untuk hotel, beberapa modelnya shift kerja, sedangkan travel agent mati total, city tour ke Pacitan, atau yang biasanya mengantarkan wisata keluar mati total, sedangkan kalau travel beberapa masih ada yang jalan, namun ya penurunannya sangat signifikan, dan yang paling signifikan terasa itu di sektor pariwisata,”ungkapnya.

Ronny mengungkapkan, penurunan penghasilan dan mati totalnya sektor pariwisata ini mulai terasa pertengahan Maret 2020, seiring adanya kebijakan penutupan tempat wisata, baik di Pacitan maupun di tempat lain di Indonesia.

“Mulai terasa, awal maret kita sudah mulai terasa, sekitar sebulan ini, dan ini kelihatannya panjang,  karena sebentar lagi kita puasa, paling nanti umpamanya corona ini berakhir puasa ini, Lebaran, tapi Lebaran pun saya kira belum berjalan (bisnisnya, red) karena ada trauma, sehingga prediksi saya, kemungkinan sektor pariwisata mulai menggeliat lagi September,”jelas dia.

Atas anjloknya sektor pariwisata itu, Ronny berharap ada perhatian dari pemerintah, khususnya Kabupaten Pacitan. Mengingat, selama ini, Pacitan salah satu sumber pendapatannya berasal dari sektor pariwisata.

“Harapnnya, baik teman-teman Pokdarwis, pengelola wisata, shuttle, guide lokal dan para pelaku pariwisata lainnya ada sedikit perhatian dari pemerintah, karena mereka sama sekali tidak ada penghasilan, dan teman-teman ini belum tahu sampai kapan ini berakhir, sehingga, bantuan dari pemerintah itu sangat dibutuhkan, kalau selama ini Pacitan dikenal dengan kota wisata, tolong dirangkul teman-teman saat sedang kesusahan,”pungkasnya.

Pewarta: Dwi Purnawan