Pacitanku.com, PACITAN – Ditengah ramainya aktivitas pemutusan mata rantai penyebaran corona virus disease 2019 (COVID – 19) di wilayah kabupaten Pacitan, saat ini ternyata wabah demam berdarah dengue (DBD) masih mengancam.
Pantauan wartawan di lapangan, dalam sepekan ini tercatat sudah ada 26 orang yang positif menderita DBD di Pacitan.
Baca juga: Dewan Apresiasi Pemkab Pacitan Siaga COVID-19, Tapi Jangan Lupakan DBD
Sebelum wabah COVID-19 ada, wilayah kabupaten Pacitan ramai adanya DBD, bahkan bupati Pacitan Indartato pun sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta di DI Yogyakarta karena terkena DBD.
Tindakan masif dalam rangka pemberantasan nyamuk pun dilakukan, namun aktifitas ini spontan terhenti karena adanya wabah COVID-19 yang cukup banyak menyita perhatian publik.
Melihat kondisi tersebut, ditengah usaha sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan, kelompok relawan Pacitan juga melakukan kegiatan fogging di daerah daerah yang saat ini muncul korban karena DBD.
“Fogging kembali kami lakukan karena permintaan masyarakat. Ditengah penyemprotan disinfektan, ternyata nyamuk DBD masih ada dan memakan korban. Prosesnya tetap lakukan pemberantasan sarang nyamuk dan baru fogging,” jelas Daeng Handi, salah satu relawan, Ahad (5/4/2020) di Pacitan.
Salah satu daerah yang saat ini bisa dikatakan rawan terhadap DBD adalah Dusun Bubakan, Desa Kembang, Pacitan. Di lingkungan RT 01, 02, 03, Dusun Bubakan ini, dalam waktu kurang dari lima hari sudah muncul empat orang yang terkena DBD.
“Kemarin kami diminta fogging beberapa wilayah di kelurahan Baleharjo, dan diteruskan di Gemulung. Melihat cuaca yang tiba-tiba hujan terus panas begitu, dapat dipastikan nyamuk pasti akan banyak muncul. Dan menurut kami pemberamtasan sarang saja tidak cukup,”imbuh Doni Tatang, relawan fogging pada pewarta.
Munculnya kembali pasien dengan DBD di wilayah Pacitan, memastikan masyakat untuk jangan lengah dan selalu menjaga kebersihan. Diantara wabah COVID-19 yang melanda masyarakat juga harus waspada terhadap wabah yang juga ada di depan mata.
Sampai berita ini ditulis belum ada pernyataan resmi dari Ddinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan.
Pewarta: Julian Tondo/Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan
