Satgas COVID-19 Pacitan: Kesadaran Masyarakat Cegah Corona Sangat Diperlukan

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi Corona

Pacitanku.com, PACITAN – Badan kesehatan dunia (WHO) memprediksi wabah coronavirus disease 2019 (COVID-19) masih bakal terus berlanjut. Khususnya di wilayah Asia Pasifik, meski sudah ribuan nyawa melayang, keganasan virus tersebut masih jauh dari kata selesai.

Atas prediksi tersebut, juru bicara satuan gugus tugas (Satgas) penanganan COVID-19 Pacitan, Rachmad Dwiyanto mengatakan, semua terpulang kembali kepada masyarakat.

Menurut Rachmad, selama ini kesadaran masyarakat untuk mengikuti imbauan pemerintah masih sangat rendah. Suatu contoh, mengenai ibadah berjamaah di masjid.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat, sudah mengeluarkan fatwa untuk melakukan ibadah dirumah. Akan tetapi di daerah, imbauan tersebut diabaikan.

“Selain itu masih kita dapati banyak masyarakat berkerumun, tanpa mengindahkan jarak fisik atau jarak sosial (physical distancing atau social distancing),” ujarnya, Jumat (3/4).

Untuk itu, kalau masyarakat berkeinginan agar wabah yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 ini cepat berlalu, diminta kesadarannya yang tinggi.

“Terutama kedepankan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan selalu cuci tangan pakai sabun (CTPS), terutama sebelum makan atau sebelum menyentuh mulut, hidung ataupun mata. Selain itu tetap stay at home, kalau tidak terlalu urgen, lebih baik tetap tinggal dirumah,” tegasnya.

Sekedar informasi, Direktur Regional Pasifik Barat WHO, Takeshi Kasai dalam laporan yang diturunkan Reuters mengatakan, wabah COVID-19 masih akan lama penuntasannya.Karena itu, ia meminta setiap negara bersiap diri menanggulangi transmisi komunitas dalam skala besar.

Atas alasan itu, Kasai meminta dunia untuk memprioritaskan perhatian kepada negara-negara dengan sumber daya terbatas. Diantaranya adalah negara-negara di Kepulauan Pasifik. Sebab, negara-negara itu tak memiliki peralatan memadai dan harus mengirimkan sample ke negara lain untuk di diagnosa.

Bisa jadi, jika tidak waspada, bukan tidak mungkin COVID-19  bakal kembali menjangkit di negara-negara itu.

Sementara, Penasihat Teknis WHO, Matthew Griffith menegaskan, pihaknya tidak bisa menjamin ada negara bebas dari corona. Sebab, virus itu akan menyebar ke mana-mana. “Wabah terus bermunculan di tempat-tempat baru dan kasus impor harus menjadi perhatian,” kata Griffith.

Sejauh ini, Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kebijakan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu dibarengi dengan Keppres Kedaruratan Kesehatan Masyarakat. Dengan PP dan Keppres tersebut, maka kepala daerah akan sejalan dengan yang diinginkan pemerintah pusat dalam penanganan COVID-19.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Editor: Dwi Purnawan