Ini Tips Tumbuhkan Budaya Ramah Anak Ala KPAI Ditengah Wabah COVID-19

oleh -0 Dilihat
Dr Susanto mantan Ketua KPAI.

Pacitanku.com, PACITAN – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong penguatan budaya ramah anak di lingkungan saat pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19) sehingga tumbuh kembang mereka tetap terjamin.

“Untuk mengahadapi pandemi COVID-19, upaya menumbuhkan dan mengembangkan budaya ramah anak mesti terus dilakukan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal. Tentu upaya pencegahan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah, namun kepeloporan masyarakat, orangtua dan keuarga sangat menentukan,” kata ketua KPAI Susanto, dalam keterangannya kepada Pacitanku.com, Jumat (3/4/2020).

Pria yang berasal dari Pacitan kemudian mencontohkan budaya baik di tengah masyarakat seperti kepeloporan RT dan RW mengonsolidasi warganya membiasakan hidup bersih dan sehat, tanggap, dan cepat.

Selain itu, mereka mengambil langkah jika ada anggota warganya yang ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), dan positif terpapar virus corona jenis baru itu.

Tindakan tersebut, imbuh Susanto, merupakan bentuk konkrit dari tumbuhnya kolektivitas dan solidaritas masyarakat yang selama ini mulai terkikis.

“Apalagi saat ini sebagian warga masyarakat secara sukareka mempelopori penyemprotan. Hal ini merupakan bentuk kongkrit tumbuhnya rasa kolektifitas dan solidaritas masyarakat kita yang selama ini mulai terkikis. Kepeloporan ini akan menumbuhkan lingkungan warga yang sehat dan berdampak positif bagi upaya menumbuhkan budaya warga yang ramah anak,”jelasnya.

Selain itu, Susanto mengatakan tokoh publik juga menjadi unsur sentral yang bisa menumbuhkan lingkungan ramah anak. Tindakan mengajak masyarakat, mencegah kerumunan, mengimbau membudayakan hidup bersih dan sehat, katanya, hal positif yang dapat menginspirasi anak.

“Tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh budaya penting mempelopori tumbuhnya budaya positif untuk mencegah anak dari penularan Virus Corona. Melakukan hal-hal positif mulai hal yang sederhana, seperti mengajak masyarakat dan anak mencegah kerumunan, menghimbau membudayakan hidup bersih dan sehat merupakan hal positif yang dapat menginspirasi anak,”paparnya.

Bagi orang tua, Santo mengajak mereka menjadi pihak yang selalu menghadirkan teladan positif. “Didiklah anak dengan pembiasaan baik dan membahagiakan serta dapat mencegah anak dari paparan virus corona,” katanya.

Orang tua, kata dia, juga harus konsisten menjaga dan meningkatkan imunitas anak karena sistem kekebalan tubuh yang baik pelindung yang paling optimal dari terpaan virus tersebut.

“Jadilah orang terdekat anak yang selalu menghadirkan tauladan positif bagi mereka. Didikkan anak dengan pembiasaan baik dan membahagiakan serta dapat mencegah anak dari paparan virus corona, istirahat yang cukup, asupan gizi seimbang, berolahraga bersama keluarga, memberikan ASI (pada bayi), pola hidup bersih dan sehat merupakan hal positif untuk merawat dan meningkatkan imunitas anak,”ungkapnya.

Selain itu, ia juga mengemukakan guru harus mengembangkan pembelajaran jarak jauh kepada siswa secara inovatif dan menyenangkan.

“Pastikan guru mengembangkan pembelajaran jarak jauh secara inovatif dan menyenangkan untuk anak. Anak untuk sementara waktu tetap belajar di rumah, sebagaimana anjuran pemerintah dan didampingi oleh orangtua atau dari keluarga. Tujuannya agar anak dalam menghadapi situasi Covid – 19 tetap belajar, bahagia dan tidak tertekan,”jelasnya.

Disisi lain, Susanto menyarankan anak bermain dengan aman dan edukatif dengan menghindari permainan yang mengandung kekerasan dan sadisme serta bentuk permainan lain yang negatif. Karena hal tersebut rentan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Pastikan anak, tidak berada dalam kerumunan. Kebijakan Pemerintah untuk menerapkan social distancing atau physical distancing sebagai cara untuk menghindari penyebaran virus corona lebih luas di tengah pandemi global yang mengancam keselamatan manusia termasuk usia anak. Maka, semua anak Indonesia harus ditumbuhkan kesadarannya dengan cara yang tepat sesuai usianya,”tandasnya lagi.

Yang terakhir, Susanto menyarankan anak menggunakan teknologi dan informasi secara sehat.

Karena, menurut Susanto, adanya kebijakan belajar di rumah saat ini, potensi anak menggunakan teknologi dan informasi sangat tinggi, sehingga orangtua dan keluarga mesti memastikan anak dapat mengelola waktu secara tepat, memiliki literasi dan resiliensi menggunakan gadget serta selalu dalam pantauan dan bimbingan keluarga.

“Terakhir budayakan berbagi informasi positif, edukatif dan membahagiakan, bukan membagikan informasi hoax yang menimbulkan ketakutan bagi anak,”pungkasnya.

Pewarta: Dwi Purnawan