Alokasi Pupuk Bersubsidi di Pacitan Menurun, Produksi Padi Berpotensi Ikut Turun

oleh -0 Dilihat
Ilustrasi Pupuk bersubsidi

Pacitanku.com, PACITAN –  Alokasi pupuk bersubsidi pada tahin 2020 ini jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Hal inilah yang berpotensi menurunkan produksi, khususnya tanaman padi.

“Sebab tidak tersedianya kebutuhan pangan untuk tanaman tersebut (padi, Red). Oleh sebab itu, bagaimana upaya Pemkab melalui dinas terkait untuk bisa membuat kegiatan pengadaan pupuk bokasi atau organik,” kata Heru Supriyono, Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman dan Holtikultura, Dinas Pertanian Provinsi Jatim, Rabu (15/1/2020).

Menurut Heru, seiring kebijakan penurunan alokasi pupuk bersubsidi tersebut, diakuinya sempat membuat petani gelisah. Sebab mereka harus membuat langkah-langkah taktis dan strategis guna menyiasati ketercukupan pupuk.

Heru Supriyono, Petugas Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman dan Holtikultura, Dinas Pertanian Provinsi Jatim, saat memberikan keterangan pers. (Foto: Yuniardi Sutondo).

“Kita pernah melakukan pendampingan kegiatan pembuatan pupuk bokasi di Desa Hadiluwih, Kecamatan Ngadirojo. Hasilnya memang sangat baik untuk tanaman. Kami berharap dengan persoalan ini, para petani bisa kembali ke alam dengan memanfaatkan bahan baku alam guna memenuhi ketercukupan pangan pada tanaman. Yaitu dengan pembuatan pupuk bokasi,” jelas Heru.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Pacitan, Bambang Supriyoko membenarkan adanya penurunan alokasi pupuk bersubsidi pada tahun anggaran ini. Dari rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) paling hanya tercukupi sebanyak 16 persennya.

“Saat ini masih terus kita kaji, ketercukupan pupuk yang disesuaikan dengan luas tanam dan RDKK yang diajukan petani,” terang Bambang, saat dikonfirmasi melalui ponselnya.

Mantan Kepala Dinas Pangan ini berharap, agar petani lebih kreatif dengan pembuatan pupuk organik. “Selain juga pengadaan pupuk non subsidi. Namun kita lebih terfokus ke pupuk organik, karena lebih murah dan sangat bagus untuk tanaman,”pungkasnya.

Pewarta: Yuniardi Sutondo
Penyunting: Dwi Purnawan