Masyarakat Pacitan Dihimbau tak Pilih Pemimpin yang Terlalu Berambisi

oleh -2 Dilihat
Ilustrasi Pilkada. (Foto : Gulalives)
Ilustrasi Pilkada.

Pacitanku.com, PACITAN – Masyarakat Kabupaten Pacitan diminta tidak memilih pemimpin yang terlalu berambisi. Hal tersebut disampaikan oleh salah satu bakal calon bupati Pacitan, Sugeng Nugroho.

Menurut Sugeng, kewajiban mendapatkan seorang pemimpin merupakan bagian dari tindakan untuk memenuhi jaminan bagi rakyatnya, karena itulah komitmen suatu kewajiban sebagaimana wajibnya mendapatkan sosok pemimpin untuk mengelola pemerintahan suatu daerah dengan menerapkan gotong-royong.

Pada musim Pilkada, Sugeng mengatakan dalam musim kontestasi politik akan banyak calon bermunculan dengan membawa visi dan janji politik. Bagi warga masyarakat, kriteria keimanan, visi keadilan, kemampuan dan karakter pemimpin merupakan salah satu yang perlu dicermati.

“Jadilah seorang pemimpin yang mempunyai karakter, Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, artinya antara pemimpin dan yg dipimpinnya mempunyai kesamaan dalam hidup, silaturahim,”kata Sugeng, Selasa (10/12/2019) di Pacitan.

Lebih lanjut, Sugeng menyampaikan sebagai suatu bentuk kehati-hatian, Nabi pernah mengajarkan  pada umatnya untuk tidak memilih pemimpin yang terlalu ambisi calon pemimpin yang ambisius selalu akan menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan Pemimpin.

“Ambisius hanya mementingkan kepentingan dirinya daripada kepentingan rakyatnya. Menyerahkan kepemimpinan kepada mereka yang ambisi, maka yang didapat sebuah kekecewaan.  Janganlah kau jadikan sosok pemimpin yang terlalu ambisius,”ungkapnya.

Menurut Sugeng, larangan memilih pemimpin yang ambisius ini juga menjadi pelajaran penting bagi kita untuk tidak meminta jabatan dan berambisi untuk meraih jabatan dengan menempuh segala cara.

“Jabatan yang didapatkan dengan cara yang sangat ambisius hanya akan menjadi penyesalan di kemudian haru. Dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda Kalian kelak akan berambisi kepada jabatan dan ia akan menjadi penyesalan pada hari kiamat HR Bukhari Namun apakah kita tidak berhak untuk bermimpi menjadi pemimpin,”jelasnya.

Tentu saja, kata Sugeng, setiap orang berhak untuk memiliki cita cita dan harapan menjadi pemimpin. Namun, jangan pula keinginan menjadi pemimpin membutakan segala cara ambisi yang berlebihan untuk meraih kekuasaan hanya akan memunculkan cara yang tidak bermoral.

:Menjadi pemimpin tidak berarti suatu keburukan mempunyai jabatan bukan juga sebagai suatu bentuk kehinaan dalam Islam. Jabatan adalah amanah yang harus diraih dengan benar dan dijalankan dengan penuh kejujuran, sementara jabatan yang didapatkan dengan cara cara kotor hanya akan menjadi kehinaan dan penyesalan di hari nanti, “ungkapnya lagi.

Menurut Sugeng, hal itu merupakan salah satu nasehat Rosulullah  yang patut menjadi refleksi bagi tokoh Pacitan yang sedang bercita-cita menjadi pemimpin.

“Karena itulah marilah berkontestasi dalam pemilihan Bupati dan wakil Bupati dengan cara hati rakyat, saling menghormati santun dan tidak berambisi dengan menghalalkan segala cara” pungkasnya.

Pewarta: Agus Hermawan
Penyunting: Dwi Purnawan

No More Posts Available.

No more pages to load.