Pacitan Dorong Gerakan Memanen Air Hujan untuk Atasi Kekeringan

oleh -0 Dilihat
SIAP PANEN. Kepala Sie Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pacitan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati (berjilbab hitam) saat mengikuti kongres memanen air hujan di DI Yogyakarta. (Foto: dokumen pribadi Diannita)

Pacitanku.com, PACITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan akan mendorong gerakan memanen hujan untuk mengatasi kekeringan yang kerap melanda di Pacitan saat musim kemarau.

Kepala Sie Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pacitan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati, saat dihubungi Pacitanku.com melalui sambungan telepon pada Kamis (28/11/2019) mengatakan dengan memanen air hujan ini bisa digunakan untuk mitigasi bencana di saat musim kemarau.

“Salah satunya hari ini (Kamis-red) saya juga mengikuti kongres memanen air hujan, itu salah satunya bisa digunakan untuk mitigasi bencana di saat musim kemarau,”katanya di sela Kongres Memanen Air Hujan Indonesia II di University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM) DI Yogyakarta.

Dian kemudian menyebut memanen air hujan ini sebagai salah satu solusi jangka panjang di musim kemarau. Dimana, kata dia, saat ini karena Pacitan dilanda kekeringan BPBD masih melakukan langkah dropping air sebagai solusi untuk masyarakat.

“Kita berharap dropping air-air semacam ini tidak akan menjadi sesuatu yang harus kita lakukan tiap tahun, jadi nanti dengan adanya kegiatan air memanen air hujan seperti ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Memanen air hujan yang paling bagus itu disaat ada petir,”ungkapnya.

Menurut Dian, salah satu tempat yang digunakan untuk sarana memanen hujan tersebut adalah komunitas banyu bening di Sleman, DI Yogyakarta.

Sebagai informasi, komunitas banyu bening yang terletak di Dusun Tempursari, Desa Sardonoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman memiliki sekolah air hujan. Dimana disini masyarakat diedukasi bagaimana mengolah air hujan agar dapat dikonsumsi untuk kebutuhan sehari-hari.

Nah, itu caranya kita bisa sekolah di komunitas banyu bening di Sleman Yogyakarta. Jadi dengan BBWS bengawan solo yang akan membantu, jadi sekolahnya itu gratis, ini hari sabtu besok (30/11/2019), ada beberapa komunitas dari Pacitan yang mau belajar untuk memanen air hujan itu seperti apa,”katanya lagi.

Menurut Dian, ternyata air hujan itu mempunyai PH yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk kesehatan, tentu dengan cara dan pengolahan yang benar.

Sebagai langkah tindak lanjut, Dian berencana akan melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait memanen air hujan.

Lha ini akan saya sosialisasikan nanti kepada masyarakat, nanti harapan kita karena desa itu mempunyai dana desa, dengan ADD, andaikan setiap desa itu dengan dana desanya itu bisa memanfaatkan (untuk kegiatan ini-red),”ungkapnya.

Setap desa, kata Dian, nanti bisa belajar di komunitas banyu bening untuk saving di kemudian hari di waktu musim kemarau air-air itu bisa digunakan untuk masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. “Harapan saya seperti itu, salah satu mitigasi kita seperti itu,”pungkasnya.

Sebagai informasi, kegiatan Kongres Memanen Air Hujan Indonesia II ini digelar UGM yang mempertemukan komunitas, kampung, pemerintah, akademisi, praktisi, dan dunia usaha digelar untuk menggaungkan kembali gerakan memanen air hujan Indonesia.

Pewarta: Dwi Purnawan