Organisasi ‘Petarung Kehidupan’ Pacitan Bantu Keluarga Dhuafa

oleh -6 Dilihat
Organisasi Sosial Petarung kehidupan Pacitan (OSPKP ) kembali melakukan kegiatan sosial dengan membantu proses pelayanan keluarga dhuafa. (Foto: Agus Hermawan)

Pacitanku.com, PACITAN – Organisasi Sosial Petarung kehidupan Pacitan (OSPKP) kembali melakukan kegiatan sosial dengan membantu proses pelayanan keluarga dhuafa di dusun Petung RT/RW 01/VIII, Desa Tinatar Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan.

Menurut ketua OSPKP, Susilo Dwi Santoso, keluarga dhuafa yakni Dika, seorang pemulung beserta istrinya Riski Devina Ersendi habis melahirkan.

“Anak balita bernasib kurang baik, di usia tiga hari anak tersebut disarankan operasi karena anak tersebut tidak mempunyai lubang anus, saat ini keberadaannya masih di ruang ICU RSUD Ponorogo, dan rencana akan dirujuk ke RS dr. Sardjito DI Yogyakarta,”katanya kepada Pacitanku.com, Rabu (9/10/2019).

Dikarenakan harus dirujuk ke rumah sakit terbesari di Jogja tersebut, Susilo mengatakan biaya yang harus disediakan oleh OSPKP  untuk operasi estimasi sebesar Rp 80 juta.

Menurut Susilo, program pelayanan ini merupakan bagian dari program kemanusiaan pengobatan Untuk Dhuafa (PUD ).” Kegiatan ini merupakan panggilan jiwa bagi anggota kami, jadi ini merupakan amanat dari  OSPKP yang sudah berijin resmi, ” kata Susilo.

Dikatakan Susilo, program sosial kemanusiaan PUD tersebut sudah beberapa tahun dilakukan organisasinya yang terdiri dari 65 anggota tersebut.

“Sudah beberapa tahun kami lakukan, dimana program ini akan terus berkelanjutan dimana masyarakat akan mendapatkan bantuan pengobatan, bedah rumah, baksos, dan lain-lain,”ungkapnya.

Susilo berharap, berbagai program tersebut bisa membantu meringankan beban kaum dhuafa tanpa memandang status sosial.

“Kami selalu menjaga semangat untuk menjalankan program demi program tanpa berhenti, kerap kali kami lakukan untuk membantu sesama warga tanpa membatasi status sosial, dan program ini diharapkan agar dapat membantu dan meringankan beban umat muslim khususnya kaum Dhuafa,”pungkasnya. 

Pewarta: Agus Hermawan
Penyunting: Dwi Purnawan