Perum Bulog Subdivre Ponorogo Uji Tanak Beras di Pacitan

oleh -2 Dilihat
Bulog menggelar Uji tanak bersama Dinsos Pacitan pada Rabu (9/10/2019) di GSP Sidoharjo. (Foto: IST)

Pacitanku.com, PACITAN – Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Subdivre Ponorogo menggelar uji tanak beras didampingi Dinas Sosial (Dinsos) Pacitan pada Rabu (9/10/2019) di gudang Gerakan Standarisasi Pangan (GSP) Sidoharjo, Pacitan.

“Agenda ini berlangsung dalam upaya memenuhi standar layanan Bulog sebelum lembaga ini mengirimkan beras ke pangkalan atau titik salur di kecamatan dan desa. Hal ini sesuai dengan surat edaran Bulog pusat ke daerah,” kata Kepala Unit Pengelolaan Gabah Beras (UPGB) Ngrupit Subdivre Ponorogo, Andin dalam sambutannya saat pembukaan uji tanak.

Lebih lanjut, Andin mengatakan kewajiban Bulog dalam pendistribusian beras program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini menyediakan beras medium. “Tetapi kami menyediakan beras kualitas medium plus,”tandasnya.

Sementara, Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin dan Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Pacitan Subiyanto Munir yang mewakili Kepala Dinas Sosial menyambut baik dan mendukung penuh langkah Bulog melakukan uji tanak.

“Apalagi acara ini dihadiri oleh perwakilan E-Warung (EW) sebagai pangkalan bagi beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM), unsur pendamping Program Keluraga Harapan (PKH) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK). Sehingga mereka bisa melihat kualitas nasi pasca uji, dari dua jenis beras yang tersedia, yaitu beras yang belum dipoles dengan beras yang sudah dipoles,”tandasnya.

Dalam uji tanak tersebut, salah satu peserta, yakni Purwati, dari EW Pacitan Berjaya 1 kelurahan Ploso, Pacitan mengungkapkan sejumlah permasalahan di lapangan.

“Kebanyakan KPM ketika menerima beras program BPNT selalu menanyakan tiga hal. Keberadaan gabah, batu dan kutu. Jika tiga hal itu ada di dalam kemasan beras bagaimana kita menyikapinya,”katanya.

Terkait hal tersebut, Andin dari UPGB Ngrupit Subdivre Ponorogo mengatakan sebisa mungkin kutu dan batu dihindari. “Kalau gabah, selama tidak berlebihan jika ada dua atau tiga bulir masih wajar. Kami juga selektif, jika beras dari asal masih banyak gabah musti kami tolak,”kata Andin.

Bulog menggelar Uji tanak bersama Dinsos Pacitan pada Rabu (9/10/2019) di GSP Sidoharjo. (Foto: IST)

Sebagai informasi, beras yang sehat konsumsi adalah yang kadar air dibawah 14%. Adapun beras dengan kadar air di atas 15% kurang  baik dikonsumsi. Beras Bulog rata-rata terkondisi kering dengan kadar air di bawah 14%.

Selain itu, untuk mengukur kadar air beras sederhana, cukup memasukkan jari tangan dan lengan ke dalam kemasan. Jika terasa hangat, maka kadar air tinggi. Jika tidak hangat, kadar air rendah. Namun pengukuran cara sederhana ini belum bisa menentukan persentase. (RAPP002)