Atasi Kekeringan, Pacitan Berencana Fungsikan Sumur Bor Bertenaga Matahari

oleh -0 Dilihat
Bupati Indartato di sela mengunjungi salah satu sumur bor di Desa Sambong, Pacitan pada Selasa (8/10/2019). (Foto: Dok Humas Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan berencana akan memfungsikan sumur bor bertenaga matahari untuk mengatasi kekeringan dan krisis air di kawasan tersebut.

Bupati Indartato di sela mengunjungi salah satu sumur bor di Desa Sambong, Pacitan pada Selasa (8/10/2019) kemarin mengatakan opsi tersebut dipilih karena dirasa lebih murah dan ramah lingkungan.

“Selama ini masyarakat terkendala dengan mahalnya biaya perawatan,”katanya, seperti dalam siaran pers Humas Pemkab Pacitan yang dikutip Pacitanku.com.

Menurut Indartato, adanya sumur-sumur bor di seluruh wilayah Pacitan sangat berarti. Utamanya ketika musim kemarau. Dimana kekeringan kerap melanda karena menyusutnya sumber-sumber air. Dari hasil inventarisasi total terdapat 500 unit sumur bor. Namun tidak seluruhnya dapat digunakan masyarakat mengakses air bersih.

Lebih lanjut, Indartato mengatakan pihaknya melalui OPD terkait masih terus melakukan kajian penggunaan solar cell sebagai catudaya mesin pompa air. Sebab masih ada hal-hal teknis yang masih perlu untuk dibenahi.

“Jika intensitas sinar matahari berkurang, maka daya yang dihasilkan pun tidak maksimal. Tapi saya rasa selama musim kemarau hal itu tidak akan terlalu memengaruhi,” terangnya.

Selain dengan OPD terkait di jajaran pemkab, Indartato berencana pula menggandeng pihak-pihak lain untuk menghidupkan kembali sumur-sumur bor yang mati suri. Misalnya dengan pihak swasta atau lembaga swadaya masyarakat.

“Sejak tahun 70-an sebenarnya sudah ada (sumur bor). Tapi banyak yang tidak berfungsi karena mahalnya biaya operasional,”ungkapnya.

Sehingga, jika pengoperasian kembali sumur-sumur bor bertenaga surya berhasil, dia yakin dampak masalah kekeringan tidak akan seluas seperti sekarang.

Sebab, menurut dia, kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat tercukupi tanpa harus menunggu distribusi bantuan dari pemerintah. “Intensitas pengiriman air bersih menggunakan mobil tangki tentu akan berkurang,”pungkas dia. (Humas/RAPP002)