BPBD Pacitan Gencarkan Dropping Air Bersih ke Sejumlah Titik Dilanda Kekeringan

oleh -0 Dilihat
SALURKAN. Tangki bantuan Gubernur Jatim menyalurkan air bersih ke beberapa titik di Tulakan dan Pringkuku. (Foto: Dok BPBD Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan terus melakukan pengiriman air bersih ke sejumlah titik dilanda kekeringan di Kabupaten Pacitan. Terbaru, pada Rabu (21/8/2019), tangki air minum BPBD Pacitan memasok air bersih ke titik kekeringan di sejumlah titik di Kecamatan Tulakan dan Pringkuku.

“Pengiriman air tanggal 21 Agustus 2019 di Dusun Krajan Tulakan, kemudian di Dusun Kepek dan Dusun Ngambar Desa Kalikuning Kecamatan Tulakan, serta di Dusun Jaten, Desa Pelem Pringkuku, total pengiriman sejauh ini 294 rit,”kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo saat dihubungi Pacitanku.com pada Rabu (21/8/2019) melalui pesan singkat.

Data BPBD Pacitan menyebutkan sebanyak 49 desa di Pacitan mengalami kekeringan. Dari total 360 stok tangki air bersih, 188 tangki diantaranya sudah tersalurkan ke berbagai desa di Pacitan. Ditambah tambahan 300 tangki air bersih yang diperoleh melalui BPBD Provinsi Jawa Timur.

Bantuan air bersih tidak hanya dilakukan tim BPBD, karena ada unit/lembaga lain yang saat ini aktif menyalurkan bantuan serupa untuk didistribusikan ke daerah-daerah kering kritis.

Seperti yang dilakukan Persatuan Sopir Truk Indonesia (PSTI) Pacitan. Beberapa waktu lalu, PSTI melakukan dropping air bersih di wilayah Dusun Krajan Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan.

“Jumlah air yang disalurkan sebanyak 12 kubik, Alhamdulillah masyarakat sangat senang dan berharap ada pasokan bantuan lagi,”kata Syaiful Adi Arwanto, saat dikonfirmasi Pacitanku.com beberapa waktu lalu.

Di Pacitan, potensi kekeringan tahun ini lebih parah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada 2018, BPBD Pacitan mencatat kekeringan di 25 desa, namun tahun ini jumlahnya membengkak menjadi 49 desa sebagai dampak kemarau yang lebih awal datang.

Desa-desa itu, mayoritas mengalami kering kritis, sedangkan beberapa yang lain kategori kering langka. Desa yang dikategorikan kering kritis artinya tidak memiliki ketersediaan air bersih sama sekali, sedangkan kering langka pada dasarnya masih memiliki sumber air, namun dalam jumlah terbatas dan hanya bisa memenuhi kebutuhan air dalam jangka waktu tidak lama.

Berdasarkan data dari BMKG, musim kemarau akan terjadi pada Juli hingga Oktober mendatang. Bahkan, status kekeringan kali ini telah ditetapkan sebagai bencana darurat. Selain di Pacitan, musim kemarau membawa dampak kekeringan hampir di seluruh wilayah di Jawa Timur. (RAPP002)