Ketua IDI Pacitan Ceritakan Perjuangan Elemen Masyarakat Berantas Wabah Hepatitis A

oleh -0 Dilihat
Relawan lintas lembaga mendeklarasikan “Hepatitis Ditangani, Pacitan menuju zero Hepatitis” yang dilaksanakan pada Sabtu (10/8/2019) di aula Hotel Kampung Pacitan Jalan WR Supratman Kelurahan Sidoharjo Pacitan. (Foto: Agus Hermawan/Pacitanku.com)

Pacitanku.com, PACITAN – Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Pacitan Agus Subiyanto menceritakan perjuangan semua elemen masyarakat Pacitan dalam memberantas dan mengatasi penyebaran wabah penyakit hepatitis A di Pacitan.

“Saya mengapresiasi dengan kehadiran dari setiap elemen yang mendukung kegiatan penanggulangan hepatitis A. Dengan berlakunya SK Bupati terkait hepatitis A, perlakuan KLB sejak 20 Mei-Juni, dari seluruh jajaran baik pemerintah maupun pihak swasta berkolaborasi untuk segera memutus rantai penularan,”katanya saat deklarasi  “Hepatitis Ditangani, Pacitan menuju zero Hepatitis” yang dilaksanakan pada Sabtu (10/8/2019) di aula Hotel Kampung Pacitan Jalan WR Supratman Kelurahan Sidoharjo Pacitan.

Baca juga: Usai Wabah Hepatitis A Tertangani, Relawan Deklarasikan Pacitan Aman Dikunjungi

Lebih lanjut, Agus mengungkapkan perjuangan tersebut juga dilakukan oleh jajaran Polsek  dan Koramil, dimana setap hari tidak henti – hentinya selalu koordinasi dengan pihak puskesmas setempat.

Agus mengatakan kasus hepatitis A ini sebetulnya di Indonesia sebagai penyakit endemis tinggi, Indonesia merupakan penyakit yang selalu ada disetiap tahun dan hepatitis A, dimana siklusnya lima tahunan.

“Harapan saya selaku sebagai ketua IDI Pacitan mengharapkan dari seluruh elemen juga ikut membantu untuk memberikan informasi keberadaan hepatitis A yang ada di Pacitan bahwa sudah aman dan terkendali. Sebenarnya hepatitis A itu penyakit yang tergolong ringan, bukan penyakit berat, tapi penularannya sangat cepat,”ungkap dia.

Berbeda dengan hepatitis B, Agus mengatakan penularannya memang sulit, akan tetaoi bila tertular maka membutuhkan penanganan khusus. “Penularan hepatitis A ini jalurnya hanya satu, dari mulut ke anus dari anus masuk ke mulut, cuma yang jadi masalah bahwa yang keluar dari anus, kita ini tidak pernah memperhatikan,”papar dia.

Agus kemudian menceritakan pengalaman dirinya menangani satu keluarga terdampak penyakit hepatitis A di Pacitan.

“Saya punya pasien satu keluarga yang saya samperin, ada satu pasien yang unik, dimana sistem penularanya dalam masa inkubasinya selam 28 hari, jadi begitu kita temukan pasien yang terkena virus pada hari ini, maka paling cepat 15 hari  lagi baru merasakan sakit atau paling lama 50 hari,”ungkap dia.

Agus kemudian menceritakan pasien tersebut bertemu dirinya dan dinyatakan positif hepatitis A. Setelah ditelusuri dan ditanya penyebab terkena hepatitis A,

“Dia (pasien tersebut) pada tanggal 17 juni kemarin kondangan di wilayah Tulakan Desa Sobo, kata pasien tersebut, pada hari yang 28 ini saya dinyatakan positif terkena virus hepatitis A. Lalu dirinya menceritakan pergi kondangan bersama 32 orang, setelah saya periksa semua hampir tidak ada yang terkena, dari 32 orang tersebut hanya dua orang yg positip. Saya memprediksi dari ke 32 orang tersebut terkena virus hepatitis A, ternyata yang saki cuma satu, yang tertular 2,”jelas Agus.

Dalam kesempatan itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian penyakit Dinkes Pacitan Wawan Kasiyanto menceritakan terkait Kejadian Luar BIasa (KLB) hepatitis A di Pacitan meski bayangannya menergikan, namun hepatitis itu ada tahapanya.

“Sebenarnya hepatitis ini kalau kita buka peta wabah di WHO, nama Pacitan sudah tercatat. Penyebaran virus hepatitis itu tidak bisa memlau udara,”katanya.

Sehingga, dengan kejadian itu, Wawan mengatakan adanya  kasus ini saya secara pribadi tidak mempunyai ketakutan sebab virus hepatitis A ini tidak ada satupun yang meninggal dunia.

“Artinya bahwa virus hepatitis A ini tidak membahayakan bagi masyarakat, dan secara umum tidak meninggalkan bekas luka sedikitpun di hati. Dan lebih hebatnya lagi siapapun yang sudah pernah terkena virus hepatitis A maka secara otomatis akan mendapatkan kekebalan tubuh dari hepatitis sampai seumur hidup,”kata dia.

Wawan juga mengatakan virus Hepatitis A tidak bisa menular lewat udara, virus ini bisa menular lewat makanan dan kontak langsung dengan penderita untuk air minum bukan menjadi sumber penyebaran virus.

“Tidak semua virus Hepatitis A menimbulkan gejala yang muncul dan jarang sekali terjadi pada anak-anak 75% dan orang dewasa 35% sehingga tidak bisa terdeteksi, untuk itu sosialisasi kepada keluarga yang pernah terjangkit sangat perlu agar bisa mencegah penularannya, kata kunci dari penderita Hepatitis A adalah makanan yang sehat dan istirahat yang cukup, jadi jangan terlalu khawatir klo penderita yang terkena virus Hepatitis A bisa disembuhkan,”tandasnya lagi.

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo mengapresiasi kegiatan ini karena dengan ini kita semua bisa tau banyak tentang virus Hepatitis A, sehingga kita bisa sama-sama mencegah penularan virus Hepatitis A.

“Dampak virus Hepatitis A sangat besar di luar Pacitan sehingga bisa berdampak pada masyarakat Pacitan terutama dampak sosial, banyak orang yang enggan ke Pacitan karena takut tertular untuk itu kami minta semua yang hadir untuk mensosialisasikan kepada masyarakat luar bahwa Pacitan aman untuk dikunjungi dan Pacitan bebas dari virus Hepatitis A,”tandasnya.

“Mari kita lawan dan serentak untuk menyampaikan ke masyarakat luar bahwa Pacitan sudah aman dikunjungi, ayo berkunjung ke Pacitan, mari kita cintai Pacitan dengan segala apa yang kita punya,”pungkas Didik.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Pacitan Agus Subiyanto, Kepala Puskesma Gondosari dr Johan, Kabid Pencegahan dan Pengendalian penyakit Dinkes Pacitan Wawan Kasiyanto, relawan, pewarta dan berbagai komunitas di Pacitan.

Pewarta: Agus Hermawan
Penyunting: Dwi Purnawan