Warga Pacitan Kibarkan Bendera Setengah Tiang Tanda Duka Cita untuk Ani Yudhoyono

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Sebagian warga di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, mengibarkan bendera setengah tiang tanda duka cita atas berpulangnya mantan ibu negara Ani Yudhoyono akibat kanker darah yang dia derita beberapa bulan terakhir.

“Muncul aspirasi kuat untuk mengibarkan bendera setengah tiang. Itu sebagai tanda bahwa warga Pacitan sangat berduka atas meninggalnya Ibu Ani (Yudhoyono),” kata Wakil Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Pacitan Hernawan Dwi Priyatna di Pacitan, Sabtu (1/6).

Usulan itu kini masih dibahas ditingkat DPC, untuk selanjutnya disampaikan ke pemerintah daerah setempat.

Menurut Hernawan, penghormatan terakhir layak diberikan karena selain mantan ibu negara, ikatan emosional masyarakat Pacitan dengan keluarga SBY yang berdarah asli Pacitan.

Rasa bangga warga Pacitan atas SBY bahkan menempatkan sosok presiden ke-6 RI itu tetap spesial meski tak lagi berkuasa di pemerintahan.

Buktinya, suara partai Demokrat hingga Pemilu 2019 tetap dominan. Partai berlambang segitiga mercy ini mendulang suara 96.925 suara dan berhak atas 14 kursi dari total jatah 45 kursi DPRD.

Demikian juga perolehan suara putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono yang meraup suara 120.724 suara untuk melenggang mulus di kursi DPR RI untuk kali ketiga.

Pun halnya dengan hasil pilpres. Berbeda dengan mayoritas kabupaten/kota di sekitarnya, khususnya Jatim, calon yang diusung dan didukung Partai Demokrat, yakni pasangan capres/cawapres nomor urut 02 menang cukup telak.

“Itu sebabnya beliau begitu spesial di hati kami. Ibu Ani, sebagaimana juga Pak SBY, merupakan panutan bagi masyarakat Pacitan,” ujarnya.

Tak hanya mengibarkan bendera setengah tiang di rumah-rumah dan kantor DPC dan ranting-anak ranting, jajaran pengurus dan simpatisan Partai Demokrat juga serempak menggelar shalat gaib untuk mendoakan almarhumah Ani Yudhoyono.

Doa yasin-tahlil juga diselenggarakan di Pendopo Kabupaten Pacitan dengan diikuti jajaran birokrasi, kalangan alim-ulama serta warga masyarakat.

Sumber: Antara