Baru Selesai Dibangun, Jembatan Gantung di Pacitan Rusak Parah

oleh -28 Dilihat
Jembatan gantung di Dusun Blunding Pacitan rusak parah pada Jumat (25/1/2019). (Foto: Istimewa)

Pacitanku.com, PACITAN – Jembatan gantung Banjarsari II yang terletak di Dusun Blunding Desa Semanten, Kecamatan/Kabupaten Pacitan mengalami kerusakan parah pada Jumat (25/1/2019) siang waktu setempat.

Dari gambar yang diterima, konstruksi jembatan yang pembangunannya baru selesai akhir 2018 lalu tersebut mengalami rusak parah. Tiang-tiang penyangga jembatan tersebut bengkok, sedangkan beberapa baut untuk merekatkan terlepas. Akibat kejadian itu, seorang warga mengalami luka parah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Didik Alih Wibowo membenarkan peristiwa rusaknya jembatan yang menghubungkan Desa Semanten dan Desa Banjarsari di Kecamatan Pacitan tersebut.

Nggih betul (rusak-red), tiang utama sisi timur roboh, badan jembatan melengkung, ”katanya saat dihubungi Pacitanku.com lewat sambungan telepon, Jumat (25/1/2019) siang.

Lebih lanjut Didik mengungkapkan akibat jembatan rusak tersebut, dua warga menjadi korban.

Baca juga: Pemerintah Rampungkan Pembangunan Dua Jembatan di Pacitan

Korban pertama adalah Anwar, warga Madiun yang merupakan pekerja di jembatan tersebut. Anwar mengalami patah kaki kanan dan kiri dan dilakukan operasi di RSUD dr Darsono Pacitan.

“Secara teknis kami tidak pada kewenangannya, intinya terjadi kerusakan  di jembatan yang di dekat kuburan (makam) perbatasan Desa Semanten dan Desa Bolosingo, ada korban tadi pada saat dibawa ke rumah sakit korban luka patah kaki,”imbuhnya.

Selain Anwar, satu korban lain adalah Latifan Riski Pratama, seorang pelajar SMPN 1 Punung yang merupakan warga Desa Mantren Punung.

Saat kejadian tersebut, Latifan kebetulan melintas di jembatan tersebut menggunakan sepeda motor.

Latifan tidak mengalami luka, tetapi mengalami trauma dan sedang dalam penanganan terapi healing oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pacitan.

“Kemudian ada satu korban mengalami shock, karena tadi lewat, untuk yang di Rumah Sakit kami belum memantau,”pungkasnya.

Untuk diketahui, jembatan Banjarsari II tersebut adalah infrastuktur yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VIII Jawa Timur-Bali.

Jembatan tersebut diketahui untuk menggantikan jembatan antardesa yang hanyut diterjang banjir besar yang terjadi pada Selasa (28/11/2017) lalu. Jembatan Gantung Banjarsari II dibangun dengan panjang 120 meter dan lebar 1,8 meter.

Pembangunan jembatan itu, satu paket dengan jembatan Kedungbendo Arjosari, dilakukan dalam satu paket kontrak dengan total biaya sebesar Rp6,08 miliar yang bersumber pada APBN 2018.

Masa konstruksi dimulai sejak Agustus 2018 dan selesai pada Desember 2018 lalu dengan kontraktor PT Cahaya Agung Perdana Karya. Konstruksi yang digunakan tipe rigid dan hanya dapat dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua.

Sebagai informasi, usai terjadi banjir pada November 2017 lalu, sebanyak 21 jembatan di Pacitan rusak, tujuh diantaranya adalah jenis jembatan gantung yang diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pacitan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pacitan untuk dilakukan rehabilitasi. Namun yang disetujui untuk direhabilitasi hanya enam jembatan.

Enam jembatan tersebut adalah dua jembatan di Desa Kedungbendo Kecamatan Arjosari, jembatan Tambakrejo Kecamatan Pacitan, dua jembatan di Banjarsari Kecamatan Pacitan dan jembatan Kal‎iatas di Kecamatan Ngadirojo. Satu jembatan gantung yang tidak lolos usulan salah satunya membentang di Desa Kembang Kecamatan Pacitan.

Dari keenam jembatan tersebut, empat diantaranya sudah selesai dikerjakan, yakni jembatan Tuwel dan jembatan Kedungbendo di Desa Kedungbendo Kecamatan Arjosari, jembatan Tambakrejo serta jembatan Banjarsari II di Kecamatan Pacitan.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui dengan pasti penyebab jembatan tersebut rusak dan menyebabkan korban luka parah. (RAPP002)