Pemahaman Nilai Kreativitas Bersanding Dengan Kemewahan Sebuah Karya

oleh -2 Dilihat
Salah satu bidadari di Festival Ronthek Pacitan 2017. (Sumber Foto: Instagram @diamondrev_)

Oleh: Dr. Deasylina da Ary, S.Pd., M,Sn*

KABUPATEN Pacitan baru saja melaksanakan sebuah acara besar yang mendapatkan animo yang sangat besar dari seluruh masyarakat. Bahkan gaungnya terdengar hingga ke luar wilayah Pacitan sendiri. Tak lain dan tak bukan yaitu “festival Ronthek”, sebuah festival garapan musik bambu yang di Pacitan sebutannya adalah “Thethek”.

Nama Ronthek sendiri diambil dari singkatan “Rondha Thethek”, yang menunjukkan asal-usul kesenian ini adalah dari kegiatan warga masyarakat meronda atau berjalan keliling untuk menjaga keamanan dengan membawa alat berupa kentongan bambu/thethek.

Festival ini berbentuk pertunjukan arak-arakan atau sering juga disebut pawai, yaitu sebuah pertunjukan yang dilakukan dengan berjalan bersama secara iring-iringan. Berpijak dari konsep ini sebanyak 36 grup wakil kecamatan se-kabupaten Pacitan dan wakil Desa se Kecamatan Pacitan berusaha menampilkan karya terbaik mereka. Namun ada hal yang kemudian menarik untuk dikupas sebagai bahan pembelajaran untuk semua.

Kreatifitas bersifat mutlak, Kreator adalah pioneer bukan follower

Kreativitas bisa diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, atau timbulnya ide-ide baru. Dalam sebuah seni pertunjukan, nilai kreativitas adalah mutlak. Seorang kreator atau pencipta harus memiliki kemampuan untuk menciptakan ide-ide yang baru, sehingga karya yang dihasilkannya merupakan bentuk ekspresi individu yang belum pernah diangkat atau bahkan belum dipikirkan sebelumnya oleh orang lain.

Dalam pelaksanaan sebuah lomba atau festival mau tak mau kita akan melihat history pelaksanaan sebelumnya sebagai referensi. Akan tetapi referensi ini seharusnya disikapi sebagai rangsangan ide untuk mencari sesuatu hal yang “berbeda/tidak sama” dengan yang telah ada, bukan untuk mengikuti konsep-konsep yang telah dibuat oleh kreator sebelumnya. Seorang yang kreatif biasanya akan menjadi pioneer dan bukan follower.

Nilai Elemen Utama, Mewah bukan sebuah keharusan

Secara umum dalam setiap seni pertunjukan memiliki nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai yang dimaksud dalam hal ini adalah substansi atau hal yang terkandung dalam pertunjukan tersebut, bukan merujuk pada nilai kuantitatif seperti penilaian dalam penjurian.

Nilai dalam hal ini bisa diartikan sebagai hal-hal penting atau berguna bagi kemanusiaan, atau menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Maka sebuah karya seni pertunjukan harus mengandung sesuatu yang penting bagi kemanusiaan, selain sebatas pada nilai estetis yang terkandung dalam karya semata.

Nilai estetis atau nilai keindahan dalam sebuah karya seni bisa ditelaah berdasarkan unsur-unsur seni tersebut. Keindahan dalam hal ini merujuk pada sifat-sifat atau keadaan enak dipandang, elok, dan cantik. Akan tetapi perlu digarisbawahi disini, bahwa keindahan itu tidak sama dengan kemewahan atau keglamouran. Mewah mempunyai makna berlebih, glamour mempunyai makna serba gemerlapan.

Nilai keindahan dalam karya seni tidak dilihat dari seberapa gemerlapan dan berlebihnya busana ataupun properti karya, akan tetapi juga harus berdasar pada makna apa yang akan diusung dalam karya tersebut yang dapat berguna bagi kemanusiaan. Sesuatu yang indah belum tentu mewah. Sering kali sesuatu yang sederhana lebih menarik dan indah karena bernilai kemanusiaan/kehidupan.

Mengedepankan local wisdom

Mengedepankan local wisdom sebagai ekspresi nyata dan lebih otentik, untuk tidak selalu meniru ekspresi orang lain atau daerah lain supaya kreativitas lebih bernilai dan mengurangi nilai glamour semata. Mengedepankan potensi local wisdom dalam arti semua, baik pelaku, kreator, dan tim pendukung yang lain.

Meski harus meminta bantuan tim luar, ada baiknya bekerjasama dengan tim lokal supaya pembelajaran terjadi dan juga interaksi dengan kearifan lokalnya lebih terlihat. Karena adanya riset ataupun eksplorasi yang nyata diharapkan karya tersebut ada nilai kepemilikan lokal. Bukan hanya mengedepankan proyek semata, setelah selesai tanpa bekas kebanggaan yang dimiliki pelaku dan masyarakat setempat.

Tema Festival Menjadi Pijakan Dasar Garapan

Kalau itu sebuah festival yang dikompetisikan, kita bisa melihat kembali poin utama apa yang harus kita kedepankan atau ini festival apa. Diharapkan kita bisa memandang dengan lebih bijaksana agar tidak ada atau bisa meminimalisir beda pendapat yang sering terjadi. Ini festival apa misalnya “Festival Tari”, “Festival Ronthek”,  “Festival Gamelan”, “Festival Sound dan Lighting”, “festival Mobil Hias”, atau Festival apa… . Supaya kita bisa melihat lagi makna faktor utama dan faktor pendukung dalam membuat sebuah penyajian. Jangan sampai istilah “salah alamat” atau tidak sesuai dengan festival yang diharapkan terjadi.

Terlepas dari itu semua, banyak yang menyatakan bahwa penyelenggaraan Festival Ronthek tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi ada beberapa hal yang bisa dimaksimalkan untuk peningkatan penyelenggaraan di tahun-tahun mendatang. Seperti, kenyamanan bagi masyarakat sebagai penonton dengan mendapatkan fasilitas layar lebar di beberapa titik sepanjang jalan yang dilewati, supaya tidak terjadi penumpukan penonton di titik display saja.

Publikasi yang lebih luas dan menyeluruh, sehingga dapat diapresiasi masyarakat di luar Pacitan, yang tentunya akan berdampak pada pariwisata juga. Sosialisasi lebih awal tentang apa dan bagaimana festival Ronthek yang diinginkan dan pencapaian apa yang diharapkan dari pihak penyelenggara, untuk meminimalisir kemungkinan terjadi “salah alamat” atau missunderstanding dari pihak peserta. Juga adanya tim monitoring dari pihak penyelenggara yang terdiri dari ahli yang berkompeten, untuk melihat kesiapan dan perkembangan masing-masing peserta, yang juga bisa dimanfaatkan sebagai ajang konsultasi para peserta.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah keterbukaan untuk menerima peserta dari luar Pacitan sebagai peserta exhibition yang tidak ikut dilombakan, untuk memperluas wawasan tentang musik Ronthek dan juga untuk memperluas jejaring komunikasi.

Selamat bagi pihak penyelenggara, peserta dan juga penikmat. Ronthek bagi saya adalah festival yang sangat Pacitan, festival kebanggaan kita bersama. Tulisan ini adalah refleksi dari pengamatan saya dengan harapan bisa membantu demi penyelenggaraan festival tahun depan lebih baik. Semoga bermanfaat.

* Penulis adalah Doktor bidang Penciptaan Seni

 


Redaksi Pacitanku.com menerima tulisan berupa opini seputar Pacitan, berupa gagasan pembangunan, budaya, pariwisata. Yang berminat bisa mengirimkan opini ke [email protected] disertai foto penulis dan biodata singkat.