Pengasuh Sanggar Condro Wanoro Dokumentasikan Seni Kethek Ogleng Pacitan Dalam Sebuah Buku

oleh -1 Dilihat
Sukisno dan bersama Agoes Hendriyanto salah satu dari tiga editor memamerkan buku di Pacitan. (Foto: Diskominfo Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Pengasuh sanggar seni Condro Wanoro Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan Sukisno akhirnya melakukan publikasi kesenian Kethek Ogleng Pacitan dalam sebuah buku berjudul “Seni Ketek Ogleng Pacitan, Warisan Leluhur Dan Segenap Dimensinya.”

Saat berbincang dengan Diskominfo Pacitan belum lama ini, Sukisno bersama para editor menyebut buku sebagai persembahan 56 tahun seni tari Kethek Ogleng, yang lahir pada tahun 1962 lalu oleh seniman Sutiman.

Dikatakan Sukisno, kesenian ketek ogleng harus subur generasi, itulah asalan kuat sehingga buku itu tersusun.

Dengan bantuan rekan-rekanya Sukisman telah menerbitkan buku keduanya. Jilid pertama menghabiskan waktu satu tahun untuk penghimpunan data dan penelitian, dan ditahun ke dua Ia gunakan untuk memperdalam seluruh data yang Ia peroleh.

“Termasuk ketek ogleng yang beredar di Wonogiri, kami mencari kebenaran agar tidak ada keraguan lagi asal muasal kesenian ini,”kata dia.

Dia mengatakan dalam penyusunan dan penelitian tidak ada kesulitan yang berarti, karena pencipta Kethek Ogleng, Sutiman dan para senior masih hidup sehat.

Disisi lain, dirinya bersyukur lantaran pemerintah daerah selama ini juga getol menggandeng kethek ogleng.

“Mulai dari pemberian bantuan sragam, hingga selalu dilibatkan dalam berbagai kegiatan di tingkat kabupaten, yang terpenting adalah pengakuan bahwa kesenian ini milik masyarakat desa tokawi dan pacitan pada umumnya,”ujarnya.

Disisi lain, Suksino juga berbahagia karena kesenian Ketek Ogleng ke sekolah – sekolah sebangai kurikulum tambahan.

“Dengan begitu tidak akan dikwatirkan lagi generasi Ketek Ogleng akan pupus, dan kami bersuyur pemerintah merespon rencana kami, dan buku pegangan yang lengkap pun untuk mereka calon peneruspun telah disiapkan,”pungkasnya.