Peradaban yang Hilang Akibat Bencana Alam

oleh -2105745 Dilihat

JIKA ditarik ke belakang pada jaman pra sejarah menurut para ahli arkeologi terkemuka menyatakan bahwa kebudayaan Pacitanian sudah sangat maju. Ragam kapak perimbas ditemukan di Punung di kenal dengan nama kebudayaan Pacitan (Pacitanian).

Tradisi paleolitik di Pacitan terungkap sejak von Koenigswald melakukan penelitian pada tahun 1934 di wilayah Pacitan. Di dalam penelitian tersebut von Koenigswald menemukan benda-benda peninggalan yang terbuat dari batu Kebanyakan peninggalan-peninggalan tersebut banyak ditemukan di lembah sungai Baksoka-Punung.

Peradaban prasejarah ini hanya menyisakan sisa-sisa hasil karya (kebudayaan) Pacitanian saja. Sementara untuk menemukan kerangka spesies homo pacitanensis sangat sulit atau hampir tidak dapat ditemukan sama sekali.

Siklus bencana alam adalah penyebab musnahnya peradaban pra sejarah yang besar di daerah Pacitan.

2. HILANGNYA SUNGAI BESAR

Armada Maritim adalah kunci kebesaran kerajaan Nusantara, Bengawan Solo mengalir ke laut selatan maka akan menjadi sungai vital karena melewati kotaraja/ pusat kerajaan Mataram Kuno.

Pada masa keemasan Medang di Bhumi Mataram sungai Bengawan Solo masih mengalir ke Laut Selatan bermuara di Pantai SADENG. Kapal-kapal besar mancanegara dapat berlabuh menunjang kemajuan peradaban masa itu melalui Samudera Hindia.

Kapal-kapal dagang besar dari segala penjuru dunia singgah mengangkut dan menurunkan dagangan serta penumpang.

Kerajaan memungut pajak bagi para pemakai sungai Bengawan Solo sehingga Mataram Kuno menjadi kerajaan besar dan memiliki banyak peninggalan diantaranya Candi Borobudur, Prambanan, Candisari, Dieng dan Gedong Songo di Dieng Jawa Tengah.

Sungai Bengawan Solo menjadi sarana transportasi utama penunjang kesejahteraan dan kemajuan peradaban di Bhumi Mataram dan daerah-daerah sekitarnya layaknya kota Athena di Romawi.

Peristiwa pergeseran lempeng bumi disertai bencana alam telah merubah arah sungai Bengawan Solo yang awalnya menuju laut selatan menjadi berbalik ke utara Pulau Jawa bermuara di GRESIK. Peristiwa itu disertai BENCANA gempa bumi dan tsunami.

3. MAHAPRALAYA ABAD 9

Peristiwa alam dan fenomenanya juga terpahat secara simbolik dalam bangunan suci Mataram Kuno yaitu Candi Prambanan atau Siwagrha (Rumah Siwa).

Candi Shiwagrha/Prambanan merupakan daerah keseimbangan antara Gunung Merapi lambang maskulin yang dipersonifikasikan sebagai Dewa Siwa, sementara sifat feminine sebagai penyeimbangnya adalah Samudra Hindia atau Laut Selatan dengan personifikasi Parwati.

Sebagai simbol Dewa Perusak alam semesta, letusan Gunung Merapi dianggap sebagai akhir dari sebuah tatanan kehidupan dan letusan terbesarnya adalah manivestasi Siwa Maha Rudra yang akan memporak-porandakan seluruh wilayah jangkauannya, demikian juga Parwati sebagai Shakti Siwa akan bermanivestasi dalam wujud Durga berbentuk gelombang besar yang menuju daratan(tsunami)

4. MENOLAK BENCANA

Lwah inalih haken adalah sepenggal kalimat yang kontroversi terdapat dalam Prasasti Siwagrha, yang berarti aliran sungai berpindah (oleh Dewa) dapat dijadikan bahan penelitian lanjutan.

“Lwah ya inalih haken apan iya nidi ik palemahan”,

Artinya : GELOMBANG AIR BESAR  TELAH BERALIH DARI LAUT KE DARATAN

sungai berubah, sehingga menyisakan bergelombang sepanjang daratan.

PERADABAN MATARAM NYARIS LULUH LANTAK

5. AKIBAT BENCANA

Ciwagrhra dibangun pada 850 Masehi. Candi Prambanan adalah sebuah langkah untuk memecah energy alam yang berpotensi menjadi bencana.

MENOLAK BENCANA telah dilakukan namun MURKA ALAM tidak dapat dibendung lama Kerajaan Berpindah-pindah mencari lokasi aman hingga MPU SINDOK memindahkan kerajaan hingga ke JAWA TIMUR.

6. ERA MIGRASI PASCA BENCANA ABAD 10

Peristiwa migrasi ke Jawa Timur merupakan Eksodus besar-besaran yang dipimpin oleh Mpu Sindok adalah peristiwa besar. Beliau memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan 948 M.

Jawa bagian selatan penuh bencana menjadi kosong seluruhnya dan perlahan berubah menjadi hutan.

7. PENUMBALAN ABAD 10

Kabar Pulau Jawa Selatan tidak berpenghuni kemudian terdengar ke berbagai penjuru dunia termasuk Persia.

Beberapa orang yang ahli dalam merukyah, ekologi, meteorologi dan geofisika datang ke tanah Jawa bagian Selatan. Ekspedisi untuk Mengatasi persoalan tersebut.

Hingga ditemukan penyebab bencana yakni Gunung Meletus, Tsunami dan Sesar atau yang disebut.

GUNUNG JUGRUG-SEGARA SAT dan LEMAH BENGKAH.

Gunung Jugrug: Ditemukan banyak Gunung Berapi di Pulau Jawa yang memiliki potensi bencana dahsyat.

Segara Sat: adalah keadaan lautan mengering lalu datang air dalam gelombang besar (LWAH) yang sekarang disebut Tsunami. sedangkan LEMAH BENGKAH adalah gambaran tentang bencana SESAR TANAH.

Sesar terbesar adalah Gunung Krakatau yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatera, sedangkan SESAR lainnya terdapat di CIMANDIRI -JAWA BARAT, KALI OPAK-PRAMBANAN dan SESAR GRINDULU – PACITAN JAWATIMUR.

Salah satu tempat yang didatangi adalah bukit karang diatas belahan patahan pulau yang belum memiliki sebutan; (sekarang bernama Sentana Genthong). Tujuannya adalah agar tempat yang kosong ini dapat dihuni kembali oleh manusia.

Sedangkan salah seorang yang turut dalam ekspedisi berasal dari Burbu Persia yang kemudian dikenal petilasannya menjadi Syekh Brubuh.

200 Tahun sebelum kedatangan Syekh Subakir

+++++++++++++++++++++++++

BERSAMBUNG…..

No More Posts Available.

No more pages to load.