Musim Kemarau, 28 Desa di Pacitan Berpotensi Alami Kekeringan Kritis

oleh -1 Dilihat

Pacitanku.com, PACITAN – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan Windarto menyebut sebanyak 28 desa di 12 Kecamatan di Pacitan berpotensi mengalami kekeringan dengan kategori III, yakni kering kritis.

“Adanya fenomena angin puting beliung yang terjadi di DI Yogyakarta beberapa waktu lalu menjadi penanda musim kemarau telah datang, dan sedikitnya ada 28 desa di 12 Kecamatan akan kembali berpotensi megalami kekeringan dengan kategori III yakni kering kritis, angka tersebut diambil dari data tahun kemarin,”katanya seperti dikutip dari laman Pemkab Pacitan pada Kamis (10/5/2018).

Lebih lanjut, Windarto menyebut bahwa dampak dari kemarau bukan hanya kekeringan saja.

Salah satu dampak selain permasalahan kekeringan juga perlu diwaspadai bahaya kebakaran hutan, baginya kebakaran hutan juga menjadi masalah yang menjadi perhatian lebih.

Dia mengatakan ada beberapa macam kebakaran hutan, yang pertama sengaja dibakar untuk lahan baru dan yang kedua kebakaran hutan karena kelalaian. “Mari dimusim kemarau ini kita melakukan penghematan air dan bersama menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan,”jelasnya lagi.

Saat ini, kata Windarto, BPBD melakukan langkah yaitu himbauan dan permintaan data desa berpotensi  kepada masing-masing kecamatan.

“Himbauan itu kami sebar diawal april bulan kemarin, seterusnya data itu kami kirim ke Provinsi sebagai acuhan pemetaan,”ujarnya lagi.

Langkah selanjutnya, imbuhnya lagi, sebanyak lima armada truk tanki air bersih yang dimiliki telah dipersiapkanya jauh-jauh hari, mulai dari kondisi mesin hingga stok air yang akan didistribusikan. Selain itu PDAM kabupaten Pacitan juga telah mempersiapkan armadanya untuk membantu. “Berdasar tahun sebelumnya permintaan air dimulai awal bulan juli” Tambahnya.

Langkah lain yang dilakukan, kata Windarto, adalah mengajak masyarakat untuk mulai menghemat air bersih, selanjutnya menampung air. Mengingat pemerintah sendiri tidak dapat memastikan kapan kemarau akan berakhir. “Agustus dan September itu hanya perkiraan BMKG, namun kondisi itu tentu hanyalah perkiraan bukan kepastian,”pungkasnya. (RAPP002/Diskominfo)