Cerita Rumah Mulyono yang Terendam Banjir Hingga Mencapai Atap

oleh -6 Dilihat
Rumah Mulyono warga Karanggede yang rumahnya sempat terendam air bah. (Foto: Dok Kodim Pacitan)

Pacitanku.com, ARJOSARI – Bencana banjir besar yang terjadi pada Rabu (7/3/2018) di Kecamatan Arjosari menyisakan kesedihan bagi sejumlah warga terdampak, salah satunya adalah Mulyono (50) warga Dusun Krajan, Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari yang rumahnya terendam banjir hingga mencapai atap rumah pada Rabu siang sekitar pukul 14.30 WIB.

Rumah Mulyono hanya tersisa terlihat di bagian atap karena hampir 80 persen bangunan terendam air bah yang mendadak mendatangi rumahnya.

Danramil 0801/03 Arjosari, Kapten (Arh) Handy Kurniawan dalam keterangannya mengatakan bahwa banjir bandang tersebut terjadi akibat hujan yang cukup deras di wilayah tersebut.

Baca juga: Banjir Bandang Kembali Terjang Desa Karangrejo, Putuskan Akses Dua Desa

Dia menuturkan bahwa material batu dari atas gunung Parangan sehingga mengakibatkan akses jalan penghubung antara Desa Karangrejo dan Desa Karanggede di Kecamatan Arjosari yang tertutup material longsor setebal dua meter dan panjang 35 meter.

“Hujan terjadi sejak rabu siang pukul 11.00 WIB, dan menyebabkan material lumpur dan batu turun membuat jalur terhambat dan akses jalan penghubung antara Desa Karangrejo dan Desa Karanggede,  material longsor yang lebih besar dari kejadian longsor hari Senin (5/3/2018) lalu,”jelasnya.

Dia mengatakan bahwa pihaknya melalui Babhinkamtibmas juga sudah membawa Mulyono untuk mengungsi ke tempat saudaranya yang rumahnya aman.

Pada rabu sore, sekitar pukul 17.00 WIB banjir perlahan mulai surut. Namun kerugian akibat banjir yang hampir merendam seluruh rumah Mulyono tersebut belum bisa dipastikan.

Selain rumah Mulyono, Handy mengatakan bahwa akibat banjir tersebut, juga mengakibatkan air sungai Grindulu meluap ke pemukiman warga dan persawahan dengan ketinggian air 30 cm sampai dengan 50 cm di Desa Jatimalang.

“Kerugian materi yang bisa dihimpun adalah pondasi Jembatan Arjosari dan badan jalan di sebelah bagian barat mengalami ambrol karena terkikis air sehingga badan jalan dan sebagian aspal amblas sampai dengan tiang baliho Ponpes Tremas,”ujarnya.

Dia mengungkapkan bahwa akses jalan dan jembatan penghubung antara Desa Karangrejo dan Desa Karangede juga kembali tertutup material longsor setebal dua meter dan panjang 35 meter sehingga sempat tidak bisa dilalui kendaraan. Bahkan satu kendaraan milik warga sempat diangkut oleh relawan dikarenakan jalur tidak bisa dilalui.

“Air sungai Grindulu meluap ke pemukiman warga dan persawahan, sekira 10 hektar persawahan warga rusak terendam air dengan ketinggian air 30 cm sampai dengan 50 cm di Desa Jatimalang dan Desa Tremas, Arjosari,”paparnya.

Handy mengatakan bahwa selain Mulyono, warga masih bertahan dirumah atau tidak ada yang mengungsi karena air hanya menggenangi halaman rumah dan relatif sudah surut. Banjir yang terjadi di tempat tersebut adalah yang kedua kalinya dalam kurun waktu tiga hari.

Secara terpisah, Kepala Desa Karangrejo Suhoiri mengungkapkan bahwa kondisi Desa Karangrejo saat ini sangat memprihatinkan.

“Ditambah dengan sering turunnya hujan hampir setiap hari di Karangrejo menambah derita dan rasa was-was warganya, apalagi melihat kondisi lahan pertanian yang dulunya dalam satu tahun bisa panen padi tiga kali, saat ini kondisi lahanya rata tertimbun batu,”katanya.

Pewarta: Wahyu S
Penyunting: Dwi Purnawan