Warga Wonoanti Khawatirkan Pergerakan Tanah

oleh -1 Dilihat
Indartato saat mengecek bencana tanah longsor di Tulakan. (Foto: Humas Pemkab)

Pacitanku.com, TULAKAN – Rumah warga di Dusun Sriten, Desa Wonoanti, Kecamatan Tulakan, di Pacitan mengalami retak-retak. Penyebabnya, permukaan tanah di lingkungan tersebut mengalami pergerakan.

Pemicunya, tanah tergerus aliran Sungai Wonoanti yang beberapa hari terakhir volumenya meningkat. Tanah gerak di desa itu setidaknya merusak lima rumah.

Yaitu, rumah milik Darno, Mariyem, Jumari, Soimin, dan Jayus. Total ada 16 jiwa yang menghuni rumah tersebut. Retakan muncul di dinding rumah.

Selain itu, tanah di sekitar tempat tinggal mereka merekah. Panjang retakan mencapai 300 meter dengan lebar 50 sentimeter. Warga sangat khawatir bangunan rumah mereka ambruk sewaktu-waktu. Apalagi, jarak antara sungai dan rumah mereka hanya 100 meter. ”Sementara kami mengungsi ke rumah tetangga ketika malam,” kata Isti, korban terdampak tanah gerak, kamis (19/10/2017) lalu, dikutip dari JPNN.com.

Sementara, Bupati Pacitan Indartato saat mengunjungi kawasan terdampak bencana mengajak elemen masyarakat dalam upaya mendorong pengurangan resiko bencana (PRB).

Menurutnya, gerakan PRB mutlak diperlukan mengingat Kabupaten Pacitan memiliki resiko bencana alam beragam. Mulai banjir, tanah longsor, dan gerakan tanah pada musim penghujan.

“Kita melakukan sosialisasi melalui semua elemen masyarakat. Termasuk PKK,” kata Bupati Indartato saat mengunjungi lokasi tanah longsor dan tanah gerak di wilayah Kecamatan Tulakan, Jum’at (20/10/2017).

Menurut Indartato, Pemerintah sendiri telah berupaya meringankan beban warga yang terkena dampak bencana alam. Yaitu dengan memberikan bantuan.

Baik berupa bahan makanan maupun perlengkapan tinggal. “Kita berupaya meringankan beban para korban. Selanjutnya juga mengusulkan kepada pemerintah yang lebih atas,” ucap bupati. (RAPP002/JPNN)

No More Posts Available.

No more pages to load.