Cerita Tentang Tumpeng Tiwul Raksasa Pacitan yang Pecahkan Rekor Dunia

oleh -7 Dilihat
Tumpeng raksasa ini pecahkan rekor dunia.
Tumpeng raksasa ini pecahkan rekor dunia.

Pacitanku.com, PACITAN – Tumpeng berbahan dasar tiwul seberat 2,5 ton yang dibuat warga Pacitan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri). Tumpeng tiwul ini memiliki ketinggian sekitar 5,4 meter dan diameter 4 meter.

Tumpeng raksasa berbahan dasar tiwul itu ditempatkan di tengah Alun-alun Pacitan, Sabtu (19/8/2017) sore. Tumpeng tersebut menjulang tinggi dengan puncaknya dikibarkan bendera merah putih. Tumpeng tiwul setinggi 5,4 meter itu dibagi menadi delapan tingkatan dengan makna sebagai bulan Agustus atau bulan kedelapan.

Dalam memecahkan rekor tumpeng Tiwul Raksasa tersebut, dibuat oleh sekitar 274 orang dari 39 grup. Termasuk pendekor, pemadat tumpeng dan koordinator, menghabiskan tepung terigu 300 kg dan singkong 2000 kg, air tangki berisi 5000 liter. Untuk memasaknya, menghabiskan 160 tabung gas berukuran 3 kilogram untuk memasak selama 8 jam.Tumpeng tiwul ini memiliki ketinggian sekitar 5,4 meter dan diameter 4 meter ini tercatat dengan nomor 8050/R.MURI/VIII/2017.

Di bagian bawah tumpeng, ada berbagai sayuran dan lauk berupa ikan, tahu, tempe, urap, dan sayuran. Untuk jenis ikan yang disajikan yaitu ada 17 jenis ikan hasil laut Pacitan yang memiliki arti tanggal 17 atau tanggal kemerdekaan Republik Indonesia.

Selain terdapat berbagai lauk dan sayuran, juga ada tumpeng tiwul berukuran kecil sebanyak 45 buah. Jumlah 45 tumpeng kecil itu dimaknai sebagai tahun kemerdekaan yaitu 1945. Sehingga komponen dalam tumpeng tiwul jumbo ini memiliki arti Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945.

Tumpeng tiwul itu dibuat khusus untuk memperingati HUT ke- 72 RI, untuk itu atribut berupa bendera merah putih tersebar di bagian makanan tersebut.

Eksekutif Manajer Muri, Sri Widayati, mengatakan tumpeng tiwul tersebut secara resmi telah memecahkan rekor sebagai tumpeng tiwul tertinggi dan terbesar. Tumpeng tiwul itu telah tercatat di Muri.




Dia menuturkan tumpeng tiwul ini menjadi rekor dunia terbaru karena sebelumnya belum ada rekor tersebut. “Kami ke Pacitan untuk melihat rekor spektakuler tumpeng tiwul dengan diameter 4 meter dan tinggi 5,2 meter dengan berat 2,5 ton. Kami telah mencatatnya di rekor Muri,” kata dia seusai memberikan Sertifikat Rekor Muri kepada Ketua PKK Pacitan, Luki Tri Barkorowati.

Sebagai informasi, tiwul memang dari jaman dulu udah dikonsumsi sama masyarakat di daerah, terutama penghasil singkong. Penduduk Pacitan, Wonogiri dan Gunungkidul dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari. Dulunya dikenal sebagai makanan desa, tapi kini seiring kesejahteraan masyarakat meningkat, tiwul menjadi barang mewah, kalau kangen tiwul sehari hari banyak dijual pedagang di sejumlah tempat wisata di sepanjang bibir pantai sepanjang kota Pacitan

“Momennya pas, bersamaan dengan kejuaraan Surfing tingkat internasional yang diikuti 48 peserta dari 12 negara. Ini satu rangkaian kegiatan Hello Pacitan 2017,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Pacitan, Endang Surjasari.

Dengan berhasilnya mencatatkan Rekor Dunia MURI ini, juga mencatatkan rekor Kota Pacitan sebagai raja Rekor Dunia, karena memang banyak penghargaan rekor Dunia yang telah berhasil diperoleh.”Ini ide kreativitas dari masyarakat, kita fasilitasi dan kolaborasi sehingga tercapai Rekor Dunia MURI,” imbuhnya.

Rekor-rekor lain di Pacitan

Ketua Tim Penggerak PKK berdiri diatas tumpeng tiwul yang memecahkan rekor tumpeng tertinggi di dunia. (Foto: Humas Pemkab Pacitan)

Sebelum tiwul raksasa, Pacitan juga meraih penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia nomor 4.909/R.MURI/V/2011 dianugerahkan atas rekor Pemrakarsa Menggoreng Jathil Tuna Khas Pacitan dengan peserta terbanyak 2.150 peserta.

Mencatatkan rekor-nya saat ribuan peserta pagelaran rontek di alun-alun Pacitan, yang bertajuk ”Rontek Gugah Nagari ” yang diikuti peserta terbanyak 2.818 orang dengan nomor register 5116/R.MURI/X/2011.

Endang menyebut bahwa rekor lain adalah pembuatan wayang beber terpanjang. Sepanjang 82 meter dan lebar 110 cm. Ini mengalahkan rekor sebelumnya di Yogya dengan panjang 49 m x 90 cm pada 9 April 2002. Saya tetapkan juga sebagai rekor dunia dengan nomor 5508/R.MURI/VII/2012.




Juga pencatatan rekor yang diberikan MURI atas pembuatan replika Buah Pace terbesar.Tiruan buah pace raksasa setinggi 9,7 meter dengan lebar 9 meter dan panjang 12,5 meter dikerjakan selama 5 hari. Pembuatnya 20 orang anggota Forum Seni Budaya Pacitan.Pembuatannya menggunakan kerangka bambu jenis Petung sebanyak 239 lonjor. Sedangkan dinding menggunakan bilik bambu selebar 359 meter persegi.

Kemudian Senam Posdaya Indonesia juga mencatatkan rekornya di MURI,  jumlahnya mencapai 4.133 orang itu, Museum Rekor Dunia Indonesia mencatatkan dalam buku Muri dengan nomor 6832/R.MURI/II/2015.

Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti yang didampingi Asisten Deputi Strategi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Ratna Suranti dan Kabid Promosi Wisata Alam Hendry Noviardi yang menyaksikan pencatatan dan pemberian penghargaan rekor MURI ini menyampaikan apresiasi-nya.

“Rekor ini untuk seluruh masyarakat Pacitan dalam mempromosikan sekaligus memperkenalkan potensi Pacitan kepada seluruh masyarakat luas, baik dalam maupun luar negeri, layak untuk diapresiasi,” kata Esthy.

Esthy berharap agar even seperti ini harus dipublikasikan di semua elemen media terutama di dunia digital, dan yang terpenting adalah persiapannya harus matang.

Soal penghargaan itu juga direspons Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Mantan Dirut Telkom itu menyebut rekor itu menjadi momentum yang pas untuk mengangkat citra pariwisata Kabupaten Pacitan.

“Pacitan adalah bagian dari Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia. Mudah-mudahan rekor MURI ini bisa meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia serta mendorong perjalanan wisatawan nusantara (wisnus),” kata Menpar Arief Yahya.