Garam Mahal, Usaha Udang Rebon Pacitan Berhenti Berproduksi

oleh -0 Dilihat
Kenaikan harga garam mempengaruhi kualitas ikan asin Kabupaten Pacitan (Mizan Ahsani/Radar Pacitan)
Kenaikan harga garam mempengaruhi kualitas ikan asin Kabupaten Pacitan (Mizan Ahsani/Radar Pacitan)

Pacitanku.com, PACITAN – Jika terus berlarut – larut, kenaikan harga garam dikhawatirkan dapat berdampak buruk pada kelangsungan usaha pengolahan ikan asin di Kabupaten Pacitan. Untutk tetap bertahan, sejumlah pengusaha ikan asin setempat merubah pola produksi. 

Seperti yang dilakukan Turahmi, produsen ikan asin lain di Desa Sirnoboyo, Pacitan.  Dirinya lebih memilik mengurangi penggunaan garam dibanding harus menaikkan harga ikan asin produksinya. 

Sebab dirinya takut ikan asin olahannya tak laku jika harga jualnya lebih Rp 50 ribu per kilogram. Padahal dirinya juga masih harus memikirkan biaya pengiriman ke Solo dan daerah lain di wilayah Jawa Tengah. ‘’Tidak mungkin menaikkan harga, pasti tidak laku. Untuk sementara ya bertahan dengan keuntungan yang mepet begini,’’ ujarnya, dikutip Jawa Pos Radar Madiun, Sabtu (29/7/2017).




Selain ikan asin, kenaikan harga garam yang kini mencapai Rp 300 ribu untuk 50 kilogram juga berdampak pada produksi terasi udang rebon. 

Bahkan Dwi Sulistyowati, salah satu produsen terasi memilih menghentikan sejenak produksi terasinya, sampai harga garam kembali turun. 

Untuk memproduksi terasi, dia biasa langsung membeli 25 kilogram sampai 50 kilogram garam. Itu cukup sebagai bahan untuk sekitar satu ton terasi. 

‘’Di pasaran, harga terasi tidak pernah lebih dari Rp 32 ribu per kilogram. Karena tidak mungkin menaikkan harga, ya lebih baik istirahat dahulu untuk sementara,’’ terangnya. 

(mn/naz/sib/JPR)