Hanya 2 Siswa Baru Datang Saat Hari Pertama Sekolah di SDN 4 Karanggede

oleh -0 Dilihat
Dua siswa baru SDN 4 Karanggede, Pacitan, saat hari pertama masuk sekolah, Senin (17/7) (Muhammad Budi/Radar Pacitan )
Dua siswa baru SDN 4 Karanggede, Pacitan, saat hari pertama masuk sekolah, Senin (17/7) (Muhammad Budi/Radar Pacitan )

Pacitanku.com, ARJOSARI – Dua siswa baru SDN 4 Karanggede absen saat hari pertama masuk sekolah. Padahal, sekolah tersebut hanya punya 4 siswa baru. Praktis ruang kelas terlihat longgar. 

Keempat siswa baru yang dimiliki SDN 4 Karanggede membuat jumlah siswa genap 12 orang. Jumlah tersebut tercatat mengisi ruang kelas 1, 2, 3 dan 6. ‘’Tahun ini hanya dapat empat siswa. Seluruhnya dari warga sekitar sekolah (dusun Sidorejo),’’ tutur Yuli, guru tidak tetap (GTT) SDN 4 Karanggede. 

Yuli yang juga warga dusun setempat mengungkapkan sekolah tempatnya mengabdikan diri kesulitan mencari siswa baru. Ini lantaran jarak tempuhnya terbilang jauh. 




Sebagian besar warga dusun Sidorejo lebih memilih menyekolahkan anaknya ke SDN 2 Karanggede. Pun ada juga yang bersekolah di luar desa tempat tinggalnya. ‘’Terlalu jauh bagi warga di luar lingkungan sekolah untuk bersekolah disini. Lebih dekat ke SDN 2 Karanggede atau malah di Tokawi,’’ terang pria yang juga alumni SDN 4 Karanggede itu.

Selain empat siswa baru tersebut, SDN 4 Karanggede memiliki tiga siswa kelas 2, dan empat anak didik kelas 3.  Tidak ada siswa di kelas IV dan kelas V. Sedangkan kelas VI, hanya diisi seorang siswa. Kosongnya dua kelas tersebut lantaran tidak ada satupun anak yang mendaftar pada PPDB tahun 2013 dan 2014. 

Sebelumnya, kata Yuli, sempat ada wacana menggabungkan SDN 4 Karanggede dengan SDN 2 Karanggede atau SDN 3 Karanggede. Namun, usulan tersebut ditolak warga. 

Penolakan itu lebih karena jarak antara SDN 4 Karanggede dengan kedua sekolah tersebut cukup jauh. Lebih dari dua kilometer. Terlebih akses jalannya  rusak juga naik turun. 

‘’Kami akan lihat kembali bagaimana pendapat masyarakat jika SDN 4 Karanggede diwacanakan untuk regrouping. Sebelumnya sudah pernah diutarakan, tetapi banyak warga menolak. Anak-anak tidak mau bersekolah karena jauh,’’ ujar Marwan, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. (mn/naz/sib/JPR/Radarmadiun)