Kemendikbud Melalui LPMP Jatim akan Sosialisasikan Sekolah 5 Hari di Pacitan

oleh -2 Dilihat
Indartato saat mengunjungi siswa kelas inspirasi. (Foto: Humas Pemkab Pacitan)
Indartato saat mengunjungi siswa kelas inspirasi. (Foto: Humas Pemkab Pacitan)

Pacitanku.com, SURABAYA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus mempersiapkan penerapan program sekolah lima hari sambil menunggu turunnya Peraturan Presiden pengganti Peraturan Menteri (Permen) Nomor 23 tahun 2017.

“Kami terus mempersiapkannya sambil menunggu turunnya Peraturan Presiden yang akan mengganti Permen dan mudah-mudahan akan secepatnya,” kata Mendikbud Muahdjir Effendy usai acara Penyegaran Instruktur Nasional Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur di Surabaya, Minggu.

Muhadjir menjelaskan, persiapan yang dilakukan pihaknya adalah mulai dari penataran, sosialisasi juga termasuk kelompok kerja yang dikirimkan di tiap daerah untuk membantu pelaksanaan aturan ini.

Muhadjir menyatakan program lima hari sekolah dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kondisi kesiapan dan kemampuan masing-masing daerah.




Sampai saat ini, kata dia, baru 11 kabupaten/kota yang menerapkan program itu dikarenakan harus menyesuaikan sarana prasarana yang dimiliki tiap daerah.

“Di Jatim baru Kota Malang dan Kota Blitar yang komitmen dengan sekolah lima hari ini. Kalau Surabaya saya belum berdialog dengan wali kotanya,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.

Muhadjir mengungkapkan penguatan karakter juga diatur dalam permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Sementara untuk penerapannya akan sangat bervariasi di tiap daerah dan sekolah.

Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jatim Bambang Agus Susetyo menambahkan pihaknya akan terus melakukan sosialisasi Perpres Nomor 19 tahun 2017 tentang guru dan Permen Nomor 23 tahun 2017.

“Kami harus menyampaikan terkait kejelasan dua aturan tersebut. Bukannya pendidikan agama ditiadakan atau dilaksanakan ‘full day school’, bukan seperti itu,” ucapnya.

Dia mengatakan, sosialisasi akan dilakukan di Pacitan pekan depan yakni di sela launcing pembukaan bimbingan teknis (bimtek) guru sastra.

“Dengan sosialisasi ini guru bisa memaknai delapan jam mengajar tersebut. Jadi pengajaran bukan hanya di kelas, tetapi juga pendidikan karakter di luar kelas atau bisa kolaborasi dengan Madrasah Diniyah,” tutur Bambang.